KABARLAH.COM – Rezeki adalah bagian dari takdir ilahi sehingga untuk memahaminya harus memahami takdir dengan baik.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Yang jelas rezeki kita tak pernah tertukar. Apa yang kita miliki, itulah yang terbaik untuk kita.
Jika kita mendapatkan kendaraan biasa, tetangga punya lebih baik,
Tetap rezeki kita tak tertukar.
Jika kita memiliki rumah sederhana, tetangga memiliki rumah mewah bak istana..Tetap rezeki kita tidak akan tertukar.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Lalu kaitannya dengan meninggalkan yang haram, gimana?
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jika kita menolak orderan perayaan non-muslim, karena ingin cari yang halal dan berkah, rezeki kita pun tak pernah tertukar.
Jangan kira ketika tidak menerima orderan semacam itu, rezeki kita pergi dan tertukar dengan orang lain. Justru ketika kita ingin yang halal, Allah terus berkahi dan menambahkan rezeki.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Pun sama, saat kita ingin gaji yang kita dapatkan halal lagi berkah, memutuskan untuk resign (berhenti bekerja) dari lembaga ribawi adalah suatu jalan yang benar.
Dalam pandangan Islam, justru lebih terhormat orang yang berdagang dengan pakaian lusuh daripada orang yang bekerja di lembaga ribawi meski dengan pakaian rapi.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Begitulah hakikat rezeki. Rezeki tak mungkin tertukar, karena Allah pasti membaginya dengan adil.
“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya, Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Al Isra’: 30).
Discussion about this post