KABARLAH.COM – Suami dan istri memiliki keterbatasan sehingga mereka harus saling melengkapi dan saling bekerjasama agar sukses membangun keluarga.
Suami istri banyak menghadapi tantangan dan hambatan sehingga mereka harus bekerjasama dalam mengatasinya dan tetap solid untuk terus mempertahankan keutuhan keluarga. Karena itu, Allah berfirman :
«وَ تَعاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَ التَّقْوى وَ لا تَعاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَ الْعُدْوان»
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (Al-Maidah: 2)
Kerja sama ayah dan ibu dalam pembangunan keluarga dan pendidikan anak tidak hanya yang penting ada kerja sama, atau sekedarnya saja, namun harus bisa bermitra dan bersinergi dengan makna yang sesungguhnya.
Sebab dengan kemitraan maka ayah dan ibu bisa menjadikan pasangannya sebagai partner sehingga terbentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan serta dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam keahlian dan keterampilan untuk membangun keluarga yang berkualitas dan memperoleh hasil pendidikan anak yang shaleh dan unggul.
Sedangkan bersinergi bisa menyatukan seluruh potensi ayah dan ibu untuk digunakan bersama dalam saling mendukung dan saling tolong menolong mensukseskan visi dan misi yang sudah disepakati.
Dalam membangun keluarga, suami istri harus mengutamakan kerjasama yang bersinergi dari pada dilakukan sendiri-sendiri karena aktifitas yang dilakukan bersama-sama secara bersinergi menimbulkan motivasi yang besar dan rasa optimis yang kuat serta memiliki kekuatan yang besar dalam meraih kesuksesan. Sehingga segala sesuatu yang sulit menjadi mudah dan masalah yang berat menjadi ringan .
Maka Suami istri harus menyikapi pembangunan keluarga menjadi tanggung jawab bersama sehingga mereka berdua seperti satu jiwa dalam menghadapi suka duka berkeluarga. Rasulullah SAW bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari dan Muslim )
Pembangunan keluarga dan pendidikan anak yang dilakukan secara kemitraan dan bersinergi dapat membangkitkan kepercayaan satu sama lain. Selain itu dapat memperlancar komunikasi dan mempererat hubungan antara ayah dan ibu.
Sedangkan komunikasi yang lancar itu dapat membantu melahirkan kreativitas serta memperkuat dan memperkaya berbagai ikhtiar yang dilakukan.
Kemitraan yang bersinergi yang dilakukan ayah dan ibu digunakan juga untuk tugas-tugas besar dan peran strategis keluarga, yaitu:
- Mengokohkan makna dan tujuan
hidup. - Merumuskan visi dan misi
keluarga. - Mewujudkan keluarga yang kokoh
dan harmonis. - Melahirkan generasi berkualitas
pemimpin. - Mewujudkan keluarga yang
bahagia di dunia dan di akhirat - Mewujudkan keluarga sebagai
pondasi dan benteng peradaban. - Menjadikan keluarga sebagai
pondasi masyarakat madani. - Mewujudkan keluarga yang aktif
berkontribusi untuk kemajuan
masyarakat, bangsa dan negara.
Kerjasama suami dan istri yang bersinergi ini dapat membuat mereka saling menguatkan peran pasangannya agar bisa lebih produktif dan lebih sukses dalam mewujudkan keluarga yang kokoh dan berkualitas. Rasulullah SAW bersabda :
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Perumpamaan seorang mukmin dengan mukmin yang lain itu seperti bangunan yang menguatkan satu sama lain.” (HR. Bukhari dan Muslim). ***
Dr. Aan Rohanah, Lc., M.Ag