Kabarlah.com, Pekanbaru-Sejak fenomena wabah covid 19 menyebar di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, seluruh
sektor kehidupan yang ada di negara ini menjadi terhambat. Mulai dari sektor ekonomi, pembangunan,
bisnis, dan banyak lagi sektor lain yang mendapat kerugian karena dampak dari wabah covid 19 ini,
termasuk sektor pendidikan.
Pada sektor pendidikan, pemerintah sudah mengeluarkan berbagai kebijakan terkait
pembelajaran yang dilakukan pada satuan pendidikan yang tersebar di Indonesia. Mulai dari awal
tersebarnya wabah Covid 19 pada bulan Maret 2020, pemerintah dengan cepat mengambil kebijakan
untuk pembatalan Ujian Nasional (UN) 2020, pernyataan tersebut langsung disampai oleh Presiden
Jokowi dalam rapat terbatas dengan pembahasan UN, pada hari Selasa (24/3/2020) melalu video
conference.
Dengan dibatalkannya UN 2020 oleh pemerintah, maka pembelajaran tatap muka di satuan
pendidikan juga mulai dibatasi karena penyebaran wabah covid 19. Oleh sebab itu, Pada awal Tahun
Ajaran baru 2020-2021, pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Agama (Kemenag),
Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang berisi tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akdemik Baru dimasa pandemi
Corona Virus Disease (Covid 19) yang ditandatangani pada tanggal 15 Juni 2020.
Menurut suratkeputusan tersebut pembelajaran pada tahun ajaran 2020-2021 dilakukan dengan Pembelajaran Tatap
Muka Terbatas dengan tetap menjaga Protokol kesehatan bagi daerah zona hijau dan Pembelajaran
Online atau Daring (Dalam Jaringan) atau Belajar Dari Rumah (BDR) bagi daerah zona Kuning, oranye,
dan merah.
Dengan telah resminya SKB 4 Menteri tersebut, maka satuan pendidikan wajib menjalankannya
dengan baik. Namun, dalam perjalanannya pembelajaran berbasis Daring ini banyak mendapat kendala
dengan berbagai alasan :
Tidak efektifnya Proses Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring tidak efektif karena guru dan siswa tidak saling
bertemu dan bertatap muka seperti biasanya dikelas, sehingga membuat siswa menjadi cepat bosan dan
tidak konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.
Sarana Prasarana yang tidak mendukung
Banyak satuan pendidikan yang berada daerah yang tidak memiliki jaringan internet, sehingga sangat
sulit dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh ini, bahwa tidak sedikit orang tua yang kurang mampu
dalam bidang ekonomi mengeluh akan keadaan ini, karena anaknya meminta HP yang berbasis android
dan paket internet untuk mengikuti pembelajaran daring.
Pembelajaran hanya terfokus pada materi, tanpa memperhatikan karakter siswa
Tidak terpantaunya secara keseluruhan perkembangan proses belajar siswa, membuat siswa hanya
terfokus pada materi pembelajaran semata. Guru sangat sulit untuk memantau karakter siswa dalam
proses pembelajaran pada masa pandemi ini.
Membuat siswa tidak disiplin dan belajar asal-asalan
Guru hanya memantau dari layar monitor laptop/android untuk memberikan pembelajaran dan tugas,
tidak dapat dipastikan siswa tersebut sudah mengerti atau belum. Banyak diantara siswa yang tidak
mengerti, dan akhirnya malas-malasan untuk mengerjakan tugas, bahkan tugas banyak menumpuk,
jalan akhir untuk mengerjakanya yaitu dengan membuatnya asal-asalan.
Itulah sebagian kecil kendala pembelajaran daring, banyak lagi alasan-alasan yang lain yang dirasakan
oleh peserta didik, terutama oleh para siswa SD-SMA. Pembelajaran jarak jauh sebenarnya memang
tidak efektif dan berdampak negatif bagi siswa-siswi yang ada Indonesia, namun itulah cara yang terbaik
pada saat ini, dimana kita dihadapkan dengan penyebaran covid 19, yang mengharuskan untuk
melaksanakan 3M (Menjaga Jarak, Mencuci Tangan, Memakai Masker).
Peserta didik di Indonesia sekarang sedang dihadapkan dengan pilihan yang berat, mau sekolah tatap
muka tidak diizinkan karena ada wabah covid 19, dan kalau sekolah daring pembelajarannya tidak
maksimal, seperti buah simalakama bagi siswa-siswi. Kita berharap semoga wabah ini cepat berlalu dan
siswa-siswi di Indonesia dapat kembali mengikuti pembelajaran di sekolah seperti sediakala. Mari kita
patuhi anjuran pemerintah dengan tetap menjaga protokol kesehatan, supaya wabah ini lenyap dari
bumi Indonesia.
*) Penulis adalah Mahasiswa Semester II Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Padang. (Oleh : Mela Cahya Putri)