KABARLAH.COM, Jakarta – Puluhan perwakilan lembaga adat melayu (LAM) Provinsi Riau, mendadak mengamuk dan sempat berdebat, karena tidak diizinkan masuk untuk mengikuti rapat kerja panitia kerja (Panja) Migas, Blok Rokan, Riau di Komisi VII DPR RI bersama Gubernur Riau, Ketua LAM Riau, serta pihak PT. Pertamina dan PT Chevron Pasific Indonesia, Selasa (9/2/2021).
Terjadinya kekisruhan tersebut disebabkan karena petugas pengamanan gedung DPR RI membatasi jumlah peserta rapat sesuai daftar nama peserta yang telah diserahkan pada konfirmasi undangan rapat Komisi VII DPR.
Berdasarkan pantauan di gedung DPR RI sejumlah perwakilan LAM Riau tidak terima atas kebijakan tersebut terlihat mengamuk dan sempat memukul-mukul pintu pembatas elektronik. Dikutip dari Cakaplah
Atas kekisruhan yang memancing perhatian banyak orang itu, Kepala Dinas ESDM Riau, Indra Agus, terlihat keluar dari ruang rapat dan menemui sejumlah Anggota LAM Riau yang protes, dengan menyampaikan permohonan agar para perwakilan tersebut tidak membuat malu.
“Tolong sabar biar kami yang memperjuangkan ini. Jangan bikin gaduh, percaya saja sama perwakilan LAM yang di dalam,” jelas Indra.
Sementara Datuk Johndasa Timbalan Panglima Penggawa Adat LAM Riau, salah satu perwakilan LAM Riau yang tidak diizinkan ikut rapat tersebut, mengungkapkan kekecewaannya.
Dikarenakan dari undangan yang mereka terima tidak disebutkan ketentuan tentang pembatasan peserta rapat. Di satu sisi dijelaskannya, para perwakilan yang tidak diizinkan masuk itu merasa tidak percaya kepada siapapun.
“Kami tidak percaya kepada siapapun, kepada pemerintah juga tidak. Kami perwakilan LAM Riau, yang terdiri dari lima kabupaten tempat Blok Rokan berada. Apa-apaan ini, sementara diundang tidak ada pembatasan peserta, sekarang ketika ada di sini kita dilarang ikut,” tukasnya.