KABARLAH.COM, Istanbul – Presiden Erdogan mengganti nama Turki menjadi Türkiye dalam dialek lokal. Rupanya, Turki bukan negara pertama yang ganti nama atau rebranding.
Setelah hampir 100 tahun menjadi republik yang merdeka, negara yang dikenal global dengan nama Turkey (Turki) mulai kembali ke identitas aslinya.
Pergantian nama itu baru saja diumumkan Presiden Erdogan secara resmi pekan ini, setelah sempat memberikan pengumuman sejak bulan Desember lalu.
Dikutip detikTravel dari media Afar, Rabu (26/1/2022), frasa Türkiye sendiri merepresentasikan budaya, peradaban dan nilai bangsa yang terbaik. Ke depannya, jangan heran kalau melihat produk dengan tulisan Made In Turkiye.
Apabila ditelisik ke belakang, Turki bukan yang pertama mengganti nama negaranya. Ada Swaziland di Afrika, yang berganti nama jadi Eswantini di tahun 2018.
Kemudian, ada juga Netherland, yang mengganti namanya jadi Holland di tahun 2022 lalu. Lalu, ada juga kota metropolis Bombay yang berganti nama jadi Mumbai tahun 1995.
Hanya seperti di Turki, India juga perlu waktu lama untuk mengubah identitas Bombay menjadi Mumbai. Alasannya, nama Bombay identik dengan korupsi sekaligus peninggalan penjajah Inggris.
Semenjak berganti nama, nyatanya Mumbai cukup terkenal di seantero dunia. Hal yang sama untuk Kolkata yang dahulu bernama Calcutta.
Namun, pergantian nama negara tak selalu berjalan mulus. Dalam kasus Prancis dan Republik Ceko, tidak demikian.
Dahulu, Prancis hanya dikenal sebagai France saja. Kini, lebih dikenal sebagai French Republic atau lebih panjang.
Nyatanya, pergantian nama banyak dilakukan oleh negara bekas koloni penjajah untuk menyingkirkan identitas lama. Seperti Rhodesia yang berganti nama jadi Zimbabwe, Ceylon yang berubah jadi Sri Lanka hingga Hindia Belanda yang menjadi Indonesia.
Discussion about this post