BerandaInspirasiNasehatOase Dakwah: Kesinambungan Dakwah dan Strategi Menjaga Semangat Jama‘ah

Oase Dakwah: Kesinambungan Dakwah dan Strategi Menjaga Semangat Jama‘ah

spot_img

KABARLAH.COM – Menghidupkan api yang tak pernah padam. Dakwah bukan sekadar pekerjaan temporer yang dilakukan saat waktu senggang atau ketika kondisi memudahkan. Ia adalah ibadah sepanjang hayat, jihad tanpa senjata yang berdenyut seiring nafas kehidupan seorang mukmin.

Dalam al-Mulāḥaqāt, Syeikh.Said Nursi menekankan bahwa kesinambungan dakwah adalah bukti keimanan yang hidup, bukan mati suri. Ini membutuhkan kesungguhan, bukan kemalasan; strategi, bukan spontanitas emosional belaka; dan pemeliharaan semangat jamaah yang tak boleh redup ditelan zaman.

Dakwah Sebagai Proses Jangka Panjang

Bahwanya dakwah adalah proyek ketahanan ruhani dan peradaban: “Kebatilan itu bersifat agresif, maka kebenaran tidak boleh lemah dan memudar. Ia harus sabar, bertahan, dan tetap menyala meskipun dalam remang kegelapan.”

Inilah dasar penting yang mengubah cara pandang terhadap dakwah. Ia bukan aktivitas seremonial, tetapi sebuah proyek perubahan umat yang bersifat istiqamah dan berkesinambungan. Sebagaimana Allah berfirman:

“Dan sampaikanlah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.” (QS. Adz-Dzāriyāt: 55)

Ayat ini tidak memerintahkan dakwah sekali-sekali, tapi terus-menerus. Seorang dai tidak boleh lelah memperingatkan, menanamkan nilai, dan memperbarui ruh dakwah dengan metode yang tepat.

Menjaga Bara Semangat Jama‘ah

Dakwah tidak berdiri sendiri. Ia tegak karena kekuatan jama‘ah yang menyokongnya. Tanpa jama‘ah, dakwah menjadi mudah pupus. Maka, penting untuk menjaga bara semangat jama‘ah. Syeikh Said Nursi memberikan kunci: tazkiyah ruhiyah, ukhuwah yang terpelihara, dan muhasabah berjamaah.

Ia menulis dalam al-Mulāḥaqāt:
“Jama‘ah yang bertahan adalah mereka yang tidak hanya berkumpul karena proyek, tapi bersatu karena iman, saling mendoakan dalam sepi, dan saling menyemangati dalam senyap.”

Ini sejalan dengan prinsip Rasulullah ﷺ yang membina sahabat dalam ikatan ruh sebelum ikatan organisasi. Tanpa ukhuwah dan saling menasihati, semangat jama‘ah perlahan akan redup. Allah pun berfirman:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa.” (QS. Al-Mā’idah: 2)

Dakwah adalah kolaborasi ruhani, bukan kompetisi peran.

Evaluasi dan Tajdid Ruh Dakwah

Syeikh. Said Nursi menekankan pentingnya tajdid (pembaruan) dalam dakwah. Bukan berarti mengubah prinsip, melainkan menghidupkan kembali semangat dan makna agar tidak menjadi rutinitas kosong. Dalam konteks jama‘ah, tajdid ini meliputi:

Evaluasi rutin secara ruhiyah dan strategi.

Penyegaran materi dakwah agar sesuai zaman.

Pelibatan kader muda dalam proses dakwah.

Ia mengingatkan, “Dakwah yang tidak dihidupkan ruhnya, akan berubah menjadi formalitas dan akhirnya ditinggalkan jamaah.”

Imam al-Ghazali pun menegaskan:
“Orang yang terus berdakwah tanpa memperbarui niat dan memperdalam ilmu serta hikmah, akan terjebak dalam keletihan yang sia-sia.”

Maka penting adanya ruang refleksi berkala agar jama‘ah tidak stagnan dan para dai tetap tercerahkan.

Menjaga Konsistensi: Ikhlas dan Sabar

Tak ada kesinambungan tanpa keikhlasan dan kesabaran. Dua fondasi inilah yang menjadi bahan bakar bagi para dai. Ikhlas menjaga arah dakwah tetap lillāh, bukan karena pujian atau target publikasi. Sabar menjaga kestabilan ruh saat hasil belum tampak.

Allah berfirman:

“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfāl: 46)

Dan dalam hadis qudsi:
“Jika hamba-Ku bersabar dalam jalan-Ku, maka Aku akan bersamanya dalam setiap kesempitan, dan Aku akan memperlihatkan padanya kemenangan yang Aku janjikan.” (HR. Thabrani, sahih lighairihi)

Syeikh.Said Nursi sendiri menjadi contoh keteguhan. Selama 30 tahun lebih hidup dalam penjara, pengasingan, dan pemantauan, ia tak pernah berhenti menulis, membina, dan menyemai iman dalam umat. Bukan karena fasilitas, tapi karena keikhlasan dan kesabaran ruhani.

Strategi Kecil yang Berdampak Besar

Syekh Said Nursi juga menekankan perlunya strategi dakwah yang realistis namun berdampak besar. Bukan heboh sesaat lalu lenyap, tapi langkah-langkah kecil yang konsisten, seperti:

Membentuk halaqah kecil.

Mengadakan dzikir dan tadabbur berjamaah.

Menyebarkan risalah dan tulisan berbobot ruhani.

Menjaga komunikasi ruhani dalam grup jama‘ah.

Ia berkata:
“Jangan remehkan sepucuk surat dakwah atau satu halaqah dzikir. Di sana bisa muncul cahaya yang menyebar ke seluruh jagad.”

Kita diingatkan bahwa kebesaran bukan soal kuantitas, tetapi keberkahan. Imam Malik berkata: “Sedikit yang disertai keikhlasan lebih baik dari banyak yang disertai riya.”

Teladan Para Nabi: Dakwah Berkesinambungan

Nabi Nuh ‘alaihis salam berdakwah selama 950 tahun. Nabi Musa menghadapi kekuasaan Fir‘aun dengan segala tekanan. Rasulullah ﷺ membina umat dalam 23 tahun yang penuh tahapan. Mereka semua menunjukkan bahwa dakwah sejati tidak pernah instan. Ia seperti pohon yang tumbuh perlahan namun kuat akarnya dan rindang buahnya.

Said Nursi menulis:
“Orang yang ingin hasil instan dalam dakwah adalah orang yang belum memahami hukum-hukum ruhani dalam perubahan umat.”

Ini mengajarkan kita bahwa kesinambungan lebih penting dari kecepatan. Bahkan Imam Hasan al-Banna berkata:

“Tugas kita bukan memetik hasil, tetapi menanam benih dan menyiraminya hingga Allah menumbuhkan.”

Penutup.

Tetap Menyalakan Obor Dakwah

Wahai para dai dan pejuang iman, jangan padamkan api dakwah hanya karena keletihan sesaat. Jangan surut karena gangguan atau fitnah. Ingatlah bahwa kesinambungan dakwah adalah bentuk cinta kita kepada Allah, Rasul, dan umat.

Kita semua adalah penjaga bara, bukan pemilik hasil. Teruslah menyalakan semangat, menyirami hati umat dengan ilmu, dan menjaga ukhuwah dalam kesetiaan.

“Jangan kamu padamkan cahaya karena kelelahan. Karena mungkin di balik satu dakwahmu, ada cahaya yang menyinari generasi sesudahmu.”. Allahu ‘Alam.

Oleh: Syeikh Sofyan Siroj Abdul Wahab.

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

WAJIB DIBACA

spot_img