KABARLAH.COM – Ada sangat banyak contoh, bahwa keinginan dan harapan kita tak selalu menjadi kenyataan. Sejak dari kejadian yang sederhana dalam kehidupan, sampai kejadian yang sangat besar dan sakral.
Jangankan manusia biasa seperti kita. Sedangkan manusia paling istimewa di muka bumi ini, Nabi Muhammad saw, kekasih Allah, tidak memiliki kekuasaan untuk merealisasikan semua rencana dan keinginan.
Sebagai contoh, Nabi saw sangat ingin sang paman, Abu Thalib yang baik hati, bisa masuk Islam. Namun keinginan beliau ini tidak bisa menjadi kenyataan. Sang paman tetap tidak mengucap syahadat sampai akhir hayat.
Dalam peristiwa perang Badar, Nabi saw bersama para sahabat keluar dari kota Madinah dengan harapan dapat menghadang kafilah dagang Abu Sufyan.
Namun ternyata Allah berkehendak lain. Allah mentakdirkan agar pasukan muslim yang kecil ini bertemu dengan pasukan kesyirikan yang besar.
Dalam kisah Perjanjian Hudaibiyyah, awalnya Nabi saw ingin melaksanakan umrah. Namun keinginan tersebut tertahan, karena kaum Quraesy menghalangi Nabi saw dan para sahabat untuk memasuki Kota Mekkah.
Hingga akhirnya terjadilah Perjanjian Hudaibiyah yang menyebabkan Nabi saw serta para sahabat harus kembali ke Madinah. Tidak jadi melaksanakan umrah.
Maka bersyukurlah jika bisa merealisasikan harapan dan keinginan. Bersabarlah dan terus berjuang jika harapan dan keinginan belum menjadi kenyataan.
Berlapang dadalah jika realitas hidup tak sesuai yang direncanakan.
Cahyadi Takariawan
