KABARLAH.COM, Jakarta – Militer Rusia mengeluarkan ancaman bakal menyerang pusat komando Ukraina di ibu kota Kyiv. Hal itu bakal mereka lakukan jika pasukan Ukraina terus menyerang wilayah Rusia.
“Kami melihat upaya pasukan Ukraina untuk melakukan sabotase dan menyerang wilayah Rusia,” kata kementerian pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP, Rabu (14/3).
“Jika kasus seperti itu berlanjut, angkatan bersenjata Rusia akan menyerang pusat pengambilan keputusan, termasuk di Kyiv.”
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan “gencatan senjata di Ukraina menjadi hal yang mustahil”. Hingga saat iniPBB masih menunggu jawaban dari Rusia terkait dengan permohonan mengevakuasi warga sipil dan memberikan bantuan.
“Itu adalah seruan kami untuk alasan kemanusiaan tetapi tampaknya tidak mungkin,” katanya pada konferensi pers.
PBB mengatakan Badan-badan bantuan telah berulang kali mencoba mengevakuasi warga sipil dari kota-kota Ukraina seperti Mariupol, yang dikepung selama berminggu-minggu oleh pasukan invasi Rusia.
Di lain pihak, Presiden AS, Joe Biden dikabarkan telah menelepon Presiden Ukraina, Volodomyr Zelensky untuk mengabarkan tentang “dukungan berkelanjutan AS” untuk Kyiv, kata Gedung Putih.
Kabar bantuan AS datang setelah sebelumnya Uni Eropa juga menyepakati bantuan militer lebih lanjut untuk Ukraina menghadapi invasi Rusia. Total bantuan tambahan yang akan diberikan membuat bantuan tersebut telah mencapai US$1,63 miliar.
Dikutip dari CNN, Rabu (13/4), Uni Eropa pada Rabu menyetujui bantuan militer senilai $543 juta untuk Ukraina. Secara total, UE telah mengalokasikan US$1,63 miliar bantuan untuk membantu negara itu mempertahankan diri dari pasukan Rusia.
Discussion about this post