Pontianak, Kalimantan Barat — Dalam rangka melestarikan bahasa daerah sekaligus meningkatkan kemampuan generasi muda dalam menulis karya sastra, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan Kemah Cerpen Tunas Bahasa Ibu sebagai hasil dari program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) tahun 2024. Program ini memfokuskan revitalisasi pada bahasa Melayu Pontianak dari Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, serta bahasa Hibun dari Kabupaten Sanggau.
Kegiatan menulis cerpen telah dimulai sejak awal tahun 2024 dan diadakan di berbagai kabupaten/kota terkait. Kemah Cerpen menjadi tindak lanjut berupa pelatihan intensif menulis cerita. Tujuannya adalah untuk mengasah kemampuan literasi para peserta sekaligus meningkatkan produktivitas mereka sebagai penutur muda dalam menciptakan cerita berbahasa daerah yang mampu menjangkau pembaca lintas ruang dan waktu.
Kemah Cerpen ini diikuti oleh 24 siswa terpilih, didampingi oleh tiga pendamping dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di masing-masing wilayah. Para peserta diberikan bimbingan oleh tiga narasumber berpengalaman dalam penulisan prosa. Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi momen penting bagi para peserta untuk belajar menulis cerita dengan lebih baik dan menghasilkan karya sastra berkualitas.
Salah satu tujuan utama dari kegiatan ini adalah menghasilkan 24 cerpen yang ditulis menggunakan bahasa daerah. Di akhir kegiatan, cerpen-cerpen tersebut akan dinilai oleh dwean juri yang merangkap sebagai narasumber dan empat karya terbaik diberikan penghargaan berupa uang pembinaan bagi para pemenang. Selain itu, seluruh karya akan dibukukan di tingkat provinsi, kemudian dikirimkan ke Badan Pengembangan dan Perlindungan Bahasa untuk diterbitkan bersama cerpen penulis muda dari berbagai wilayah Indonesia.
Gulana Hadi Prayitno, Plh. Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat, dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada para peserta atas antusiasme mereka. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan kesempatan emas ini untuk belajar dan berkarya. “Harapan kami, para peserta tidak hanya menjadi penulis cerpen yang unggul dalam kegiatan ini, tetapi juga menjadi penulis produktif yang terus berkarya di masa mendatang,” ujarnya.
Dalam pelatihan ini, para peserta tidak hanya diajarkan teknik menulis, tetapi juga diberi motivasi untuk menjadikan pengalaman budaya mereka sebagai sumber inspirasi cerita. Hal ini dinilai penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai lokal dan keindahan bahasa daerah dapat tetap hidup dan relevan di tengah arus globalisasi.
Kemah Cerpen Tunas Bahasa Ibu diharapkan menjadi titik awal lahirnya generasi muda yang mampu mengembangkan karya sastra sebagai medium pelestarian bahasa daerah. Dengan semangat ini, program RBD 2024 berupaya mencetak penulis-penulis berbakat yang dapat memperkuat identitas budaya Indonesia melalui tulisan mereka.
Discussion about this post