KABARLAH.COM, Pekanbaru – Sekelompok mahasiswi Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Riau Gelar kegiatan sosialisasi dengan tema “Analisis Hubungan antara kesehatan mental siswa dalam konflik keluarga dan perilaku bullying dikalangan siswa”.
Kegiatan ini diselenggarakan pada 26 November 2025 Di SD Negeri 034 November 2025 di UPT SD Negeri 034 Tarai Bangun,yang berlokasi di jalan Sukaramai,Desa Tarai Bangun,Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar,Provinsi Riau.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh 6 orang mahasiswa yaitu:
1. Dea Aulia Zahra (240603014)
2. Lita Nursawitri (240603030)
3. Qorirah Al Maghfirah (240603008)
4. Samsidar (240603015)
5. Suci Ramadani(240603013)
6. Sundari Dela Rahmadani(240603010)
Kegiatan ini merupakan bagian dari pemenuhan tugas mata kuliah Pancasila yang di bimbing langsung oleh Ilham Hudi,S.Pd.,M.Pd.
Kondisi ini tidak hanya mendukung proses pembelajaran, tetapi juga berperan penting dalam upaya pencegahan tindakan bullying di lingkungan sekolah.
Selama observasi berlangsung, interaksi antara guru dan siswa terpantau berjalan dengan baik dan saling menghargai. Guru aktif membangun komunikasi positif di dalam kelas, sementara siswa menunjukkan sikap kooperatif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Lingkungan yang nyaman dan pengawasan yang memadai menjadi faktor pendukung terciptanya rasa aman bagi seluruh warga sekolah.
Kegiatan observasi edukasi bullying pada siswa Sekolah Dasar dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai perilaku bullying serta bentuk-bentuknya yang dapat terjadi di lingkungan sekolah. Melalui kegiatan ini, sekolah berupaya mengamati pola interaksi sosial antar siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, sebagai langkah awal dalam mendeteksi potensi terjadinya bullying sejak dini.
Bullying sendiri merupakan perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang untuk menyakiti atau merendahkan orang lain, baik secara fisik, verbal, sosial, maupun melalui media digital. Praktik bullying dapat mengganggu kenyamanan belajar dan berdampak buruk terhadap kesehatan mental serta prestasi akademik siswa.
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang oleh seseorang atau kelompok terhadap individu lain yang dianggap lebih lemah, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Tindakan ini bertujuan untuk menyakiti, menekan, atau merendahkan korban.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa upaya pencegahan bullying telah diterapkan melalui penanaman nilai disiplin, empati, dan saling menghargai dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, keterlibatan guru dalam mengawasi perilaku siswa di dalam maupun di luar kelas turut meminimalkan potensi terjadinya bullying.
Adapun jenis bullying yang perlu terus diwaspadai di lingkungan sekolah meliputi bullying fisik, verbal, sosial, dan siber. Meskipun selama observasi tidak ditemukan kasus bullying secara langsung, pihak sekolah tetap melakukan langkah antisipatif melalui sosialisasi, pembinaan karakter, dan penyediaan layanan konseling.
Apabila terjadi bullying, sekolah telah menyiapkan mekanisme penanganan berupa pelaporan, pendampingan korban, serta pembinaan terhadap pelaku secara edukatif. Langkah ini bertujuan agar permasalahan dapat diselesaikan secara adil tanpa merugikan pihak mana pun.
Dengan terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif dan bebas bullying, diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan siswa merasa aman serta nyaman dalam mengembangkan potensi diri.
Sekolah berkomitmen untuk terus menjaga iklim pendidikan yang positif demi terwujudnya generasi yang berkarakter dan berakhlak mulia.
