KABARLAH.COM, Jakarta – Mau tidak mau, siap tidak siap, industri otomotif tengah berjalan menuju era baru: era kendaraan listrik dengan teknologi pintar.
Sebuah zaman di mana montir bengkel bakal punah dan perbaikan mobil dilakukan oleh ahli software. Tanpa harus menunggu lama hingga beberapa tahun ke depan, teknologi kendaraan (mobil) saat ini telah melompat jauh ke depan, bahkan jika dibandingkan dengan pergantian milenium, 21 tahun lalu.
Dalam beberapa tahun terakhir kita sudah melihat bagaimana mobil bisa melaju, berhenti, dan parkir secara mandiri tanpa dibantu manusia. Mobil kini telah melampaui fungsi-fungsi dasarnya sebagai (sekadar) transportasi yang mengantar manusia dari satu tempat ke lokasi lain.
Seturut dengan hal itu, teknologi keselamatan juga semakin canggih, fasilitas modern dan fitur-fitur kekinian tersemat. Mobil sekarang sudah selayaknya sebuah komputer dengan empat buah roda.
Tahukah kamu, pada mobil konvensional berbahan bakar bensin umumnya memiliki sekitar 2.000 onderdil bergerak untuk membantu mobil untuk melaju. Sementara pada mobil listrik jumlah onderdil bergeraknya hanya berjumlah 20 buah saja.
Dari sinilah pergeseran industri otomotif (dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik) akan memberikan dampak besar pada ekosistem penunjangnya. Salah satunya dalam hal perawatan serta perbaikan kendaraan.
Dikutip dari Financial Times, perkembangan teknologi mobil yang sangat maju saat ini bisa membuat montir bengkel yang kita kenal sekarang akan punah dalam beberapa tahun mendatang.
Mobil listrik dan mobil pintar sekarang tak perlu lagi mendapatkan perawatan-perawatan yang sama seperti mobil konvensional. Karena onderdil-onderdil bergerak di dalam mobil listrik jauh lebih sedikit, perawatannya pun menjadi sangat minimalis. Durasi servis mobil listrik juga berbeda dengan mobil berbahan bakar bensin atau diesel.
Masih dikutip dari Financial Times, montir-montir mobil konvensional yang ada kini akan sangat kesulitan saat harus menghadapi mobil-mobil listrik. Terutama mobil-mobil yang memiliki teknologi tinggi, semisal mobil otonom.
Perbaikan mobil-mobil pintar tersebut lebih banyak membutuhkan ahli-ahli sofware, bukan montir atau teknisi yang kini bergelut dengan oli, minyak, dan beragam peralatan mekanik.
Di masa yang tak akan lama lagi, sangat mungkin perbaikan sistem kerja mobil dilakukan oleh para ahli software. Itupun mobil tak lagi harus dibawa ke bengkel-bengkel resmi, tapi cukup dilakukan secara online – sebagaimana diterapkan Tesla saat memberikan update untuk line up kendaraannya.
Tentu saja kehadiran mobil listrik dan mobil pintar ini juga akan membuka peluang-peluang baru. Di saat montir dan mekanik terancam, bisnis baru berupa pembangunan dan perawatan charging station terbuka lebar.
Kebutuhan akan bengkel-bengkel umum dipastikan bakal tetap ada, pun begitu terhadap mekanik, montir, atau teknisi.
Namun kemampuan yang dibutuhkan akan jauh meningkat. Seperti telah disebutkan sebelumnya, ahli-ahli software akan mengambil alih sebagian besar pekerjaan ini.