KABARLAH.COM. Dalam beberapa hari terakhir ini,media digemparkan oleh kelompok milisi Taliban yang telah berhasil menguasai Afghanistan seutuhnya. Tak tanggung-tanggung, kini Taliban bahkan berhasil menguasai ibu kota Kabul dan menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan sebagai langkah akhir perebutan Afghanistan secara mutlak. Jika dilihat sejarah Taliban di Afghanistan sendiri sebenarnya telah dimulai sejak lama, para milisi tersebut hadir atas ketimpangan sosial yang terjadi di negara tersebut, penduduk dengan mayoritas muslim tersebut juga hampir tak bisa berbuat banyak dengan masuknya budaya barat yang bertentangan dengan syariat Islam yang menurut mereka harus di lawan, hingga akhirnya terbentuklah sebuah faksi kuat ditahun 1994 dengan nama Taliban dengan tujuan menguasai pemerintahan. Secara efektif Taliban pernah menguasai hampir seluruh wilayah Afganistan sejak tahun 1996 -2001. Dan di akhir kekuasaannya Taliban akhirnya digulingkan oleh pasukan yang dipimpin Amerika Serikat pada tahun 2001 ditandai dengan diserangnya WTC dan Pentagon di Amerika Serikat. Pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden yang dituduh menjadi dalang atas ledekan 9/11 dilindungi oleh milisi Taliban yang membuat Amerika Serikat geram dan akhirnya menyatakan perang hingga akhirnya invansi besar pasukan Amerika Serikat ke Afghanistan di tahun 2001 menjadi akhir dari dominasi kekuasan Taliban di Afghanistan. Sejarah Taliban di Afghanistan dan perang berkepanjangan ini dipicu oleh tragedi 9/11 di Amerika Serikat. Osama bin Laden berada di Afghanistan di bawah perlindungan Taliban.Tak menyerah, Taliban menolak menyerahkan Osama bin Laden. Hal itu kemudian memicu invasi pasukan militer AS ke Afghanistan sejak 2003 untuk menyingkirkan Taliban.Tahun 2014 menjadi tahun paling berdarah sejak perang dimulai pada 2001 silam. Pasukan NATO, yang membantu tentara AS di Afghanistan, mengakhiri misi mereka dan menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada tentara Afghanistan. Gayung bersambut, Taliban pun meresponsnya dengan merebut sejumlah wilayah di Afghanistan.
Praktis sejak saat itu, perang berkepanjangan mewarnai hari-hari di Afghanistan, dan negara dengan sejuta sejarah tersebut menjadi negara paling tidak aman di dunia. Taliban kian kuat dari waktu kewaktu dan hingga kini telah mencapai puncaknya dengan menduduki ibu kota Kabul.Setelah 20 tahun perang, pasukan AS melalui pemerintahan Joe Biden memutuskan perlahan menarik diri dari Afghanistan. Itu dilakukan sesuai kesepakatan antara AS dan Taliban.Namun, setelah perjanjian, Taliban justru melancarkan serangan untuk merebut wilayah-wilayah yang dikuasai tentara Afghanistan.
Banyak pro kontra terjadi tentang keberadaan taliban itu sendiri, hingga di negara kita sempat viral dengan istilah pegawai taliban yang berada di KPK yang hingga saat ini menimbulkan polemik, ada banyak aspek yang bisa kita jadikan pembelajaran dalam setiap peristiwa yang terjadi untuk menguatkan komitmen kita yang tetap berpikiran positif atas semua kehendak Allah SWT, sejarah panjang perjuangan taliban sendiri menimbulkan pelajaran yang bisa di ambil hingga faksi tersebut kembali berhasil menguasai afghanistan Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dalam kasus ini ketika taliban berhasil menguasai Kabul sebagai langkah terakhir penguasaan Afghanistan atas Taliban, ada beberapa hal yang bisa kita ambil pelajaran dari kemenangan Taliban atas Pemerintahan Presiden Ashraf Ghani yang hingga saat ini masih terus berlangsung, faktor keberhasilan milisi taliban tersebut sepertinya bisa menjadi sisi positif yang bisa kita ambil :
- Kaderisasi
Madrasah-madrasah di Afghanistan merupakan kunci penting untuk menjelaskan asal-muasal gerakan Taliban. Milisi Taliban telah mengawali kemunculannya dari arah selatan yang tumbuh dan lahir dari madrasah-madrasah tersebut, di sekitaran provinsi Qandahar ini kuat mengindikasikan bahwa dari banyaknya madrasah Islam yang terserak di Afghanistan yang melahirkan milisi taliban, madrasah-madrasah di provinsi Qandahar hingga di perbatasan selatan Afghanistan-Pakistan merupakan tempat paling memungkinkan Taliban dalam memulai mengkonsolidasikan milisinya. Taliban yang berintikan para pelajar madrasah-madrasah di bagian selatan Afghanistan mendukung kenyataan yang sangat pahit ketika dihadapkan dengan konflik dinegara mereka pada usia yang sangat belia, mereka di rekrut pada usia-usia 12 tahun yang pada usia segitu sepatutnya mereka masih bermain dengan riangnya tanpa harus adanya doktrin kekerasan dan mengangkat senjata, namun madrasah-madrasah tersebut sepertinya tumbuh subur sebagai bentuk protes atas keenjangan sosial yang cukup dalam terjadi di Afghanistan. Kenyataannya Taliban sukses melaksanakan operasi-operasi militernya sejak tahun 1994, dan pada tahun 1996 para pelajar yang dibesarkan dalam masa perang ini berhasil merebut Kabul. Pada saat-saat itu, publik Afghan dan dunia kembali menyadari bahwa madrasah-madrasah Islam di Afghanistan memang berperan penting dalam kaderisasi perekrutan milisi Taliban. Oleh karena itu sebutan “Taliban” sebenarnya merujuk pada seluruh gerakan pelajar-pelajar madrasah di sepanjang sejarah Afghanistan yang berperan penting dalam peristiwa-peristiwa politik penting. Namun sebutan ini kini hanya dipakai untuk menyebut para pelajar madrasah dari bagian selatan Afghanistan, yang memulai gerakannya pada tahun 1994. - Militan
Tidak ada yang pasti yang bisa di ukur tentang jumlah spesifik dari pasukan taliban ini namun menurut Pusat Pemberantasan Terorisme AS di West Point, ada perkiraan yang memperlihatkan bahwa kekuatan inti kelompok Taliban berjumlah 60.000 orang . namun bisa menjadi 200.000 jiwa jika ditambahkan kelompok milisi pendukungnya. Jumlah ini mungkin sedikit dibanding dari pasukan keamanan Afghanistan yang diatas kertas tercatat sekitar 300.000 orang. Seharusnya Pemerintah Afghanistan secara teori, masih berada di atas angin dengan kekuatan lebih besar yang dimilikinya dibanding dengan kekuatan taliban. Jumlah pasukan ini sudah termasuk angkatan darat, udara, serta kepolisian Afghanistan. Jika dilihat jumlah penduduk negara pakistan yang berjumlah 38 juta jiwa lebih tentu saja hal hampir 7 % penduduk Afghanistan bersimpati kepada milisi Taliban, dalam beberapa sumber banyak hal yang kontra terhadap milisi Taliban, namun ditengah itu semua Taliban mampu membentuk pasukan yang militan dengan kemampuan yang mereka punya, banyak hal tentunya yang harus kita lihat dari sudut pandang yang berbeda, kekerasan yang terjadi di negara Afghanistan menyadarkan kita bahwa miltan menjadi kekuatan tak benda yang mereka dapatkan, banyak aktivitas-aktivitas organisasi maupun - Fokus
Terlepas dari karakter kelompok Taliban yang repsresif, ada beberapa hal yang membuktikan bahwa mereka fokus demi sebuah tujuan dan memiliki rencana terkoordinasi terkait kemajuan mereka belakangan ini. keuntungan Taliban mungkin bersifat oportunistik. Meski begitu, strategi taliban yang matang menunjuk fokus taliban dalam bertindak, contoh saja beberapa serangan Taliban terukur dan selalu di wilayah utara dan barat, padahal wilayah itu bukan kantong kekuatan tradisional mereka di selatan, namun kerja fokus tersebut menghasilkan hal yang pasti dalam beberapa perebutan wilayah dan akhirnya fokus tersebut beberapa ibu kota regional berturut-turut jatuh ke tangan taliban.
Fokus para milisi taliban semakin terbukti dengan beberapa rangkaian serangan semakin gencar dalam beberapa pekan terakhir sebelum akhirnya merebut ibukota Kabul sebagai hasil akhir yang mereka inginkan, merebut belasan ibu kota provinsi dan distrik demi penguasaan distrik di Afghanistan lambat laun fokus tersebut akhirnya berbuah manis hingga Taliban juga merebut kawasan penyeberangan perbatasan dan pos-pos pemeriksaan utama, yang memasok pendapatan bea cukai yang sangat dibutuhkan dari pemerintah Afghanistan
Perlahan tapi pasti mereka memusnahkan beberapa keuntungan kecil yang dibuat selama 20 tahun terakhir. Berbanding terbalik dengan pemerintahan Afghanistan yang berkuasa, adapun tentang strategi pemerintah Afghanistan dalam menghadapi Taliban, terbukti lebih sulit untuk didefinisikan. Janji mereka untuk merebut kembali semua wilayah yang direbut Taliban terdengar kosong belaka. Sebab, pemerintah Afghanistan berada dalam kondisi tertekan, saling adu sikut, dan memecat para jenderalnya, ketidak kompakan pemerintah Afghanistan membuat milisi Taliban semakin diatas angin meskipun serangan tidak hanya terjadi dari dalam negeri semata, buktinya Taliban sukses membangun opini dengan melebarkan sayap propaganda hingga kemancanegara - Doktrin
Doktrinisasi adalah kekuatan terbesar Taliban dalam menciptakan pasukan yang militan doktrin Taliban tampaknya banyak dipengaruhi oleh Pashtunwali, hukum tradisional suku Pashtun. Pashtunwali menjadi pedoman hidup bagi anggota suku Pashtun, dan dijunjung tinggi terutama di kalangan Pashtun pedesaan di berbagai kawasan Rural di timur dan selatan Afghanistan. Nilai-nilai dalam Pashtunwali di antaranya adalah: badal, yaitu tuntutan untuk membalas dendam dengan darah, tureh, keberanian, istiqamat, kegigihan, kesabaran, budi pekerti yang mulia, dan pembelaan terhadap kehormatan perempuan. Di antara nilai-nilai utama Pashtunwali, dua nilai yang sangat dijunjung tinggi adalah malmastiya, yaitu kewajiban untuk bertingkah laku sopan terhadap tamu tanpa pamrih dan nanawati, yaitu memberikan suaka kepada yang meminta, bahkan kalau perlu membela sampai mati siapapun yang telah diberikan suaka. Meski Islam memiliki tempat yang khusus di dalam kehidupan masyarakat Afghanistan, tetapi tidak semua nilai dalam Pashtunwali sesuai dengan ajaran Islam. Badal misalnya, yaitu kewajiban untuk membalas dendam, jika perlu dengan nyawa, hal ini bertentangan dengan agama Islam yang melarang sesama muslim untuk saling membunuh.
Doktrin Taliban banyak juga dipengaruhi oleh mazhab Deoband (berasal dari Darul Ulum Deoband), sebuah institusi pendidikan yang didirikan di kota Deoband, India pada tahun 1867. Mazhab Deoband mengajarkan agama dengan cara-cara ortodoks, dan madrasah-madrasah yang berada di bawah pengaruhnya, telah menghasilkan sejumlah ulama terkemuka di Afghanistan.
Dari beberapa tragedi yang terjadi saat ini akhirnya kita menyadari bahwa kemenangan dapat diraih dengan menguatkan akar terlebih dahulu, banyak yang pesimis dengan keberadaan Taliban yang hanya menimbulkan konflik yang berkepanjangan di Afghanistan, namun jika di teliti lebih dalam lagi maksud dan tujuan kelompok taliban adalah untuk ketercapaian tujuan mereka dengan berbagai cara harus dilandasi dengan kekuatan yang telah mengakar dalam setiap milisi, meskipun itu semua banyak menimbulkan pro kontra, kaena memang dunia tempat kita bersenda gurau dan zaman penuh fitnah saat ini, bahkan setelah Rasul wafat dimulainya pintu fitnah tersebut, perang saudara antar para sahabat yang dijamin masuk surga, kepentingan politik yang besar menandakan diri ini lemah dalam nafsu dunia, maka jawabannya adalah bagaimana kita bisa membentengi diri dengan nilai-nilai positif yang ada dalam diri, kasus-kasus yang terjadi baik dalam negeri maupun luar negeri selayakanya menjadi pelajaran buat kita tanpa sibuk menghakimi dan harus melihat dari sudut pandang yang positif.
Penulis : Dian Oka Putra/Pembina Yayasan Baituzzahro Cendekia