KABARLAH.COM, Setelah menyerang Palestina yang merupakan markas Hamas, Israel dengan beraninya menantang sejumlah negara lain untuk berperang.
Negara yang ditantang oleh Israel yakni negara yang merupakan sekutu dari Hamas. Negera sekutu Hamas tersebut yakni Turki, Iran, hingga negeri Jiran Malaysia.
Kabar tantangan perang Israel kepada sekutu Hamas ini dilaporkan media Channel 13. Bahkan Israel dikabarkan akan mengerahkan seluruh alutsista atau senjata perangnya untuk melawan sekutu Hamas ini.
Hal itu diungkapkan oleh Jonathan Schanzer, orang yang berpengaruh dan juga pejabat di Amerika Serikat pada Sabtu (15/5/2021).
Pekan lalu, nama Malaysia menjadi sorotan dunia setelah sekelompok peretas dari Malaysia berhasil meretas lebih dari 120 situs Israel yang melibatkan database negara tersebut.
Keberhasilan dan kehebatan kelompok hacker dari Malaysia secara tidak langsung telah mempengaruhi sistem keamanan siber Israel.
Tak ketinggalan adalah para warganet Malaysia yang konsisten melontarkan komentar di halaman Facebook Israel dalam mengutuk tindakan mereka terhadap Palestina.
Jonathan Schanzer dalam akun Twitter-nya, mengonfirmasi bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diberikan ‘lampu hijau’ dalam menyasar sekutu Hamas termasuk Turki, Qatar, Iran hingga Malaysia.
“Channel 13 melaporkan bahwa IDF telah memberikan lampu hijau untuk menargetkan ‘semua’ operator Hamas di ‘semua’ level, baik di dalam maupun di luar Gaza. Implikasi yang jelas untuk Iran, Turki, Qatar, Malaysia, dll”, tulisnya.
Pernyataan yang dilontarkan itu pun rupanya mendapat perhatian serius dari Kementerian Dalam Negeri Malaysia tentang ancaman dari pasukan Israel.
Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Hamzah Zainudin menginformasikan kepada masyarakat agar tenang karena situasi di dalam negeri masih terkendali.
Sebelumnya, pernyataan dari Angkatan Bersenjata Malaysia di mana para peretas dari Israel siap melakukan serangan balik setelah sejumlah besar situs web dan basis data mereka diretas melalui #OpsBedil dan #OpsIsrael.
Menyerang dengan ‘Kekuatan Penuh’Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa serangan pasukan Israel di Gaza akan belanjut dengan “kekuatan penuh”.
Netanyahu mengatakan itu ketika dilaporkan ada 42 orang yang tewas dalam serangan udara oleh pihak Palestina yang meratakan 3 bangunan, seperti yang dilansir dari Sky News pada Minggu (16/5/2021).
Komentar pria 71 tahun tersebut muncul saat Dewan Keamanan PBB bertemu untuk membahas kekerasan, dengan sekretaris jenderal PBB Antonio Guterres yang menyerukan diakhirinya segera kekerasan dalam konflik Palestina dan Israel.
Netanyahu mengatakan dalam pidatonya di televisi, “Kampanye kami melawan organisasi teroris terus berlanjut dengan kekuatan penuh. Kami bertindak sekarang, selama diperlukan, untuk memulihkan ketenangan dan ketentraman Anda, warga Israel. Ini akan memakan waktu.”
Sementara serangan tunggal Israel paling mematikan dalam konflik selama sepekan, membuat jumlah orang yang tewas di wilayah Palestina sejak pertempuran meletus pada Senin lalu (10/5/2021) menjadi 188, termasuk 55 anak-anak.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan ada 16 wanita dan 10 anak di antara yang tewas dalam serangan udara pada Minggu pagi waktu setempat (16/5/2021) saat sejumlah rumah dihancurkan.
Militer Israel mengatakan kematian itu “tidak disengaja”. Disebutkan bahwa itu terjadi saat menargetkan kehancuran sistem terowongan militan, yang menyebabkan rumah-rumah juga hancur.
Kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam mengatakan 20 pasukannya telah tewas sejak kekerasan meletus.
Namun, Israel mengklaim jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi karena mereka merilis nama dan foto dari tersangka operasi yang dikatakan telah “dieliminasi”.
Membuka pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk membahas konflik yang sedang berlangsung, sekretaris jenderal Antonio Guterres mengatakan permusuhan itu “sangat mengerikan” dan pertempuran harus segera dihentikan.
Dia mengatakan “Perserikatan Bangsa-Bangsa secara aktif melibatkan semua pihak menuju gencatan senjata segera”.
Tetapi memperingatkan bahwa kekerasan di Gaza “hanya melanggengkan siklus kematian, kehancuran dan keputusasaan, dan mendorong lebih jauh harapan untuk hidup berdampingan dan perdamaian”.
Utusan perdamaian PBB untuk Timur Tengah, Tor Wennesland, meminta komunitas internasional untuk “mengambil tindakan sekarang untuk memungkinkan para pihak mundur dari jurang”.
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al Malki mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa “tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan kengerian yang dialami rakyat kami,”
Menyebutkan keluarga dan anak-anak yang terbunuh oleh serangan udara Israel.
“Israel membunuh warga Palestina di Gaza, satu keluarga pada satu waktu,” sebutnya.
“Israel mencoba untuk mengusir warga Palestina dari Yerusalem. Mengusir keluarga, satu rumah, lingkungan pada satu waktu. Israel mengeksekusi rakyat kami, melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Malki.
Dia menambahkan, “Setiap kali Israel mendengar seorang pemimpin asing berbicara tentang haknya (Israel) untuk membela diri, semakin berani ia untuk terus membunuh seluruh keluarga dalam tidur mereka (warga Palestina).”
Duta besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan mengatakan Israel menanggapi atas serangan tidak pandang bulu oleh Hamas.
Ia mengklaim tindakan pihaknya dilakukan berdasarkan hukum internasional dan bahwa negaranya mengambil “langkah-langkah yang tak tertandingi untuk mencegah korban sipil”.
“Israel menggunakan misil untuk melindungi anak-anak. Hamas menggunakan anak-anak untuk melindungi misilnya,” lontar Erdan.
Discussion about this post