BerandaOpinionMenakar 4 Tahun Peran Pertamina Hulu Rokan di Bumi Lancang Kuning

Menakar 4 Tahun Peran Pertamina Hulu Rokan di Bumi Lancang Kuning

spot_img

KABARLAH.COM, Pekanbaru – Pada tanggal 9 Agustus 2021 Pertamina Hulu Rokan resmi sebagai perusahaan BUMN yang memegang kendali penuh atas pengelolaan Blok Rokan. Diketahui bahwa Blok Rokan sebelumnya di kelola oleh Chevron Pacific Indonesia (CPI) sejak tahun 1927 yang dahulu bernama Caltex.

Proses alih kelola yang tidak mudah dan dengan perjuangan yang panjang pada akhirnya Blok Rokan bisa dikelola penuh oleh perusahaan plat merah. Dikelolanya Blok Rokan ke Pertamina Hulu Rokan menumbuhkan harapan bagi masyarakat Riau, mengingat Blok Rokan sebagai tulang punggung produksi minyak nasional dengan menyumbang hingga 24% dari total produksi minyak di Indonesia.

Blok Rokan merupakan wilayah kerja migas (minyak dan gas) yang paling produktif dan menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia. Pada tahun 2024, Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai pengelola Blok Rokan berhasil menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia, mengalahkan Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil.

Terhitung sejak 9 agustus 2021 sampai tahun 2025 Pertamina Hulu Rokan (PHR) sudah mengelola Blok Rokan selama 4 tahun. Pekerjaan rumah yang ditinggalkan oleh CPI dan tuntutan peningkatan produksi minyak menjadi tugas yang diemban oleh PHR. Dalam kurun waktu 4 tahun belum dirasakan dampak yang signifikan Pertamina Hulu Rokan untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Permasalahan yang belum terselesaikan oleh Pertamina Hulu Rokan seperti lifting minyak menurun pada tahun 2024 dibandingkan pada tahun 2023. Diketahui pada tahun 2023 lifting minyak sebanyak 59 juta barel sedangkan pada tahun 2024 turun menjadi 58 juta barel.

Menurunnya harapan publik semakin meningkat hal ini dikarenakan selama masa 4 tahun ini Pertamina Hulu Rokan belum juga bisa menyelesaikan permasalahan lingkungan dan keselamatan kerja. Permasalahan lingkungan meliputi kebocoran minyak yang mengakibatkan tumpahnya minyak mentah sehingga mencemari lingkungan dan lahan warga.

Permasalahan kecelakaan kerja yang merenggut nyawa pekerja menjadi alarm keras bagi budaya keselamatan di lingkungan Pertamina Hulu Rokan. Insiden-insiden ini memicu investigasi dari Kementerian ESDM dan SKK Migas.

Beralihnya kelola dari Chevron Pacific Indonesia ke Pertamina Hulu Rokan sebagai perusahaan BUMN selayaknya menumbuhkan semangat kedaulatan energy dalam negeri tetapi hal itu jauh dari harapan.

Kedaulatan energi tidak hanya tentang peningkatan lifting minyak tetapi juga memberikan dampak signifikan kepada peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat di Provinsi Riau. Sudah menjadi rahasia umum mengenai permasalahan sempitnya kesempatan kerja di Pertamina hulu Rokan bagi masyarakat Riau.

Permasalahan sempitnya kesempatan kerja ini meliputi minimnya informasi reicrutmen, dan juga adanya peran relasi orang dalam yang kerap terjadi di Pertamina Hulu Rokan. Sehingga hal itu tentu memupuskan harapan masyarakat Riau atas kembalinya Blok minyak yang mereka banggakan ke pangkuan bumi pertiwi.

Periode 4 tahun ini secara gamblang mengekspos kelemahan fundamental dalam aspek lingkungan, keselamatan kerja, dan kesempatan kerja.

Keberhasilan jangka panjang Pertamina Hulu Rokan tidak akan hanya diukur dari angka barel yang diproduksi, tetapi juga dari kemampuannya untuk beroperasi secara aman, bertanggung jawab terhadap lingkungan, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Penulis : Arif Nanda Kusuma, S.TP
Organisasi : KNPI Kota Pekanbaru
Jabatan : Wakil Ketua Bidang Energi dan Sumber Daya Alam

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

WAJIB DIBACA

spot_img