KABARLAH.COM, Pekanbaru – Wahai para da’i, dan pejuang dakwah, sadarlah, bahwa dakwah Islam bukan sekadar seruan lokal atau kepentingan bangsa. Dakwah Islam adalah misi penyelamatan dunia. Ia adalah rahmat yang diutus untuk seluruh manusia; cahaya yang datang menembus kegelapan zaman; amanah global yang diwariskan Allah kepada umat ini.
Syekh Naṣih ‘Ulwan membuka pembahasan ini dengan pernyataan tegas:
“Islam tidak datang hanya untuk satu bangsa atau wilayah, melainkan untuk mengeluarkan seluruh manusia dari kegelapan menuju cahaya. Dakwah Islam adalah proyek penyelamatan universal.”
Islam: Risalah untuk Seluruh Umat Manusia
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
(QS. Al-Anbiya’ [21]: 107)
Ayat ini adalah deklarasi universal: Rasulullah SAW bukan hanya utusan untuk Arab, tetapi untuk seluruh umat manusia. Rahmat beliau melampaui batas suku, ras, dan bangsa. Maka dakwah Islam adalah dakwah kemanusiaan, menghidupkan nurani dan menyelamatkan jiwa-jiwa dari kerusakan moral dan kebodohan spiritual.
Imam al-Qurṭubi menafsirkan ayat ini:
“Rahmat Rasulullah SAW adalah syariat yang membawa petunjuk dan keselamatan bagi siapa pun yang berpegang padanya.”
Dakwah Sebagai Proyek Penyelamatan Global
Syekh Nasih ‘Ulwan menjelaskan:
“Dunia modern telah tersesat bukan karena kemajuan teknologinya, tapi karena kehilangan arah ruhiyahnya. Dakwah Islam datang untuk mengembalikan keseimbangan antara akal, ruh, dan moral manusia.”
Krisis global hari ini bukan sekadar ekonomi atau politik, tetapi krisis jiwa. Materialisme menjadikan manusia seperti mesin tanpa makna. Kekuasaan dipuja, tapi kasih sayang sirna. Maka, dakwah Islam bukan reaksi politik, tapi misi kemanusiaan: mengajak dunia kembali kepada Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Perumpamaanku dan perumpamaan kalian adalah seperti seorang lelaki yang menyalakan api. Lalu serangga dan binatang malam berjatuhan ke dalamnya. Aku berusaha menahan kalian agar tidak masuk ke dalam api itu, tetapi kalian berlari ke sana.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Beginilah hakikat dakwah: mencegah manusia dari kebinasaan, walau mereka tidak menyadarinya. Dakwah adalah cinta yang menyelamatkan.
Misi Umat Islam
“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia; kalian menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.”
(QS. Ali ‘Imran [3]: 110)
Kata linnas (untuk manusia) menegaskan bahwa tugas umat Islam bukan hanya memperbaiki diri, tetapi memperbaiki dunia.
“Setiap da’i adalah penyelamat. Bila dunia tenggelam dalam kebatilan, maka tugas da’i adalah menjadi tangan yang menarik mereka ke permukaan.”
(Syekh ‘Ulwan).
Inilah dakwah yang bersifat ‘alamiyyah (global): dakwah yang melintasi batas geografis, ideologis, dan kultural. Dakwah yang berbicara kepada fitrah manusia, tentang keadilan, kasih, dan ketundukan kepada Sang Pencipta.
Dakwah Yang Menyeluruh
Dakwah bukan sekadar ceramah, tapi gerakan peradaban. Inilah ruh yang dihidupkan oleh gerakan dakwah: mengembalikan Islam sebagai sistem kehidupan yang menyelamatkan manusia dari kezaliman dan kebodohan.
Dalam buku majmuatul rasail disebutkan :
“Islam adalah sistem yang menyeluruh, mencakup seluruh aspek kehidupan: negara dan bangsa, moral dan kekuatan, rahmat dan keadilan, peradaban dan akidah.”
Dakwah itu hakekatnya memeberikan pemahaman kepada kita bahwa dunia tidak akan pulih dengan senjata atau kekuasaan, melainkan dengan perbaikan manusia dari dalam, melalui tarbiyah, ilmu, dan akhlak.
“Jika para da’i menyeru dengan keikhlasan dan kesabaran, maka dunia akan kembali merasakan kesejukan Islam, sebagaimana ia pernah merasakan cahaya Rasulullah saw”.
( syekh ‘Ulwan )
Tantangan Dakwah di Dunia Modern
Kini, dunia menghadapi gelombang kebingungan: hedonisme, ateisme, dan kehilangan arah hidup. Namun dakwah Islam tidak surut.
“Kami akan perlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segenap penjuru bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar.”
(QS. Fuṣṣilat [41]: 53)
Ayat ini menunjukkan bahwa dunia akan kembali mencari kebenaran setelah kelelahan menempuh jalan yang salah. Maka para da’i harus hadir, bukan untuk menghakimi, tapi untuk membimbing.
Syaikh Sa‘id Ḥawwa menulis:
“Dunia tidak menolak Islam; dunia menolak wajah Islam yang tidak mencerminkan rahmat. Tampilkan dakwahmu dengan cinta, maka manusia akan datang kepada kebenaran.”
Strategi Penyelamatan: Ilmu, Hikmah, dan Cinta
Rasulullah SAW telah mencontohkan dakwah yang lembut namun tegas. Allah memerintahkannya:
“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.”
(QS. An-Naḥl [16]: 125)
Syekh ‘Ulwan mengingatkan bahwa hikmah adalah kunci penyelamatan global: mengajak dengan akal yang jernih, hati yang lembut, dan keteladanan nyata.
“Dunia tidak akan terselamatkan dengan kata-kata keras, tapi dengan kasih yang membangkitkan harapan.”
Harapan Akhir: Umat yang Menjadi Rahmat
Dakwah Islam adalah sinar harapan bagi umat manusia.
“Apabila cahaya Islam menerangi hati manusia, maka kebatilan akan gugur tanpa pertarungan.”
Syekh Abdullah Naṣih ‘Ulwan
Maka wahai para da’i, teruslah bergerak, dari mimbar ke masyarakat, dari jiwa ke jiwa. Jadilah penyelamat, bukan penghakim. Jadilah pelita yang menuntun, bukan api yang membakar.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh, Allah, para malaikat, penghuni langit dan bumi, bahkan semut di sarangnya dan ikan di laut, semuanya bershalawat bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.”
(HR. Tirmidzi)
Dakwah Islam, Misi Penyelamatan Dunia
Dunia menanti kehadiranmu, wahai da’i.
Bukan sekadar sebagai pengingat, tetapi sebagai penyembuh. Bukan hanya pembicara, tetapi penuntun yang hidup bersama umat.
Bangunlah kembali kesadaran global bahwa Islam adalah rahmat, bukan ancaman; Islam adalah cahaya, bukan kekuasaan.
Sebagaimana pesan Syekh al-Banna:
“Kita ingin menghidupkan dunia dengan Islam, bukan menaklukkan dunia atas nama Islam.”
Dan sebagaimana ditulis Syekh Abdullah Naṣih ‘Ulwan:
“Ketika para da’i bergerak dengan hati yang ikhlas dan visi yang luas, maka bumi akan merasakan kembali kedamaian langit.”
Inilah dakwah Islam: jalan penyelamatan dunia، dimulai dari hati yang hidup dan langkah yang istiqamah
Syekh Sofyan Siroj Abdul Wahab.



