KABARLAH.COM, Pekanbaru – Segala puji bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Mengetahui rahasia ujian dan Maha Bijaksana dalam setiap takdir. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, sang penuntun jalan kesabaran, yang menghadapi badai ujian dengan senyum dan ketundukan penuh kepada Rabb-nya.
Saudaraku yang dirahmati Allah, setiap insan beriman pasti diuji. Ujian bukan tanda kebencian, melainkan kasih sayang Ilahi yang mengasah ruh agar kembali tajam dalam mengenal Allah. Syekh Abdul Qadir dalam Fathur Rabbani berkata, “Cobaan adalah tamu kehormatan bagi orang yang beriman; ia datang membawa kebaikan, dan pergi meninggalkan pahala.”
Ujian: Jalan Cinta dari Allah
Allah SWT menegaskan:
“Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ sedang mereka tidak diuji?”
(QS. Al-‘Ankabut [29]: 2)
Ayat ini menegaskan, iman sejati harus dibuktikan. Seperti api yang menguji kemurnian emas, demikian pula ujian menguji kemurnian hati. Tidak ada iman tanpa ujian, dan tidak ada ujian tanpa hikmah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka.”
(HR. Tirmidzi)
Jadi, ujian bukan hukuman. Ia adalah tanda cinta. Allah tidak ingin hamba-Nya tenggelam dalam kenikmatan yang menipu, maka Ia kirimkan cobaan agar hati kembali kepada-Nya.
Ujian Menyucikan Jiwa
Syekh al-Jailani mengingatkan, “Jangan keluhkan ujianmu, sebab di baliknya Allah sedang membersihkan debu dunia dari hatimu.”
Ketika Allah menahan rezeki, mengatur keterlambatan impian, atau menimpakan kesedihan, sesungguhnya Ia sedang menyembuhkan luka ruhani yang tidak kau sadari.
Ibn ‘Aṭa’illah as-Sakandari berkata:
“Terkadang Allah membukakan bagimu pintu ketaatan, namun tidak membukakan pintu penerimaan. Dan terkadang Ia menahanmu dalam ujian, tetapi di sana ada pintu kedekatan.”
Maka jangan buru-buru menilai ujian sebagai murka. Bisa jadi, di saat engkau terpuruk, hatimu justru lebih jernih dalam memandang wajah kasih Allah.
Sabar dan Ridha: Kunci Lolos dari Cobaan
Sabar adalah sayap ruhani untuk terbang melewati badai. Allah SWT menegaskan:
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 153)
Bersama sabar, ada pertolongan Allah yang halus. Rasulullah SAW menegaskan:
“Besar pahala tergantung besarnya ujian. Bila Allah mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka; siapa yang ridha, baginya keridhaan Allah; siapa yang marah, baginya kemurkaan Allah.”
(HR. Tirmidzi)
Syekh Abdul Qadir mengajarkan bahwa sabar bukan berarti diam pasrah tanpa usaha, tetapi tetap berjuang sambil menyerahkan hasil kepada Allah. Ia berkata, “Bersabarlah di atas ketentuan Allah sampai Dia sendiri yang memindahkanmu ke keadaan yang lebih baik.”
Ujian Adalah Medan Pendidikan Ruhani
Ulama besar Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menyebut, “Ujian adalah sekolah kehidupan yang Allah dirikan untuk mendidik hati hamba-hamba-Nya.”
Dalam setiap ujian, ada pelajaran yang tidak diajarkan oleh buku, tetapi ditulis langsung oleh takdir Allah di dalam dada manusia.
Imam al-Ghazali berkata, “Kesulitan adalah tanda Allah ingin mengeluarkan sifat-sifat rububiyyah-Nya (pemeliharaan, rahmat, pertolongan) dalam dirimu. Karena tanpa kesulitan, engkau tidak akan mengenal-Nya sebagai Penolong.”
Maka, setiap air mata adalah kelas pelatihan sabar. Setiap kegagalan adalah pelajaran untuk mengenal batas diri. Dan setiap kesedihan adalah panggilan untuk kembali kepada Allah.
Kaum beriman diuji bukan untuk dihancurkan, tapi untuk dibentuk menjadi pribadi yang kokoh dalam dakwah dan amal.
Syekh Said Ramadan al-Buthi berkata dalam Fiqh as-Sirah:
“Allah tidak menginginkan umat Muhammad hidup tanpa ujian, sebab tanpa ujian mereka akan kehilangan makna pengabdian.”
Artinya, cobaan bukan sekadar beban personal, tapi sarana peningkatan kualitas umat. Melalui ujian, muncul generasi yang sabar, tangguh, dan berakhlak tinggi.
Melihat Ujian dengan Kacamata Cinta
Sering kali kita melihat ujian dari sisi sakitnya. Tapi orang arif melihat dari sisi kasihnya. Allah tidak akan menulis luka tanpa maksud untuk menyembuhkan.
Syekh Abdul Qadir berkata, “Ujian itu seperti pisau bedah. Ia terasa sakit, tapi menyembuhkan penyakit yang lebih berbahaya.”
Ketika engkau diuji dengan kehilangan, sesungguhnya Allah sedang memperkenalkan diri-Nya sebagai al-Ghani (Yang Maha Kaya). Ketika diuji dengan penolakan, Ia sedang meneguhkanmu agar hanya berharap kepada al-Wadud (Yang Maha Pengasih). Dan ketika diuji dengan kesepian, Ia sedang memanggilmu untuk merasakan indahnya kebersamaan dengan-Nya.
Akhiran, Rahasia di Balik Ujian
Saudaraku, jangan takut pada ujian. Takutlah bila Allah tak lagi mengujimu, sebab bisa jadi Dia sudah berpaling. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang mukmin tertimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya karenanya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, ucapkan “Alhamdulillah” atas setiap cobaan, sebab di baliknya ada cahaya cinta yang disembunyikan oleh Allah untukmu.
Renungan Ruhani
Ujian bukan jalan buntu, melainkan jalan pulang kepada Allah. Ia bukan tanda Allah menjauh, tapi tanda Ia sedang sangat dekat, ingin mendengar rintihan hatimu yang jujur, dan menyambutmu dalam dekapan rahmat-Nya.
Apakah engkau masih mengeluh, saudaraku?
Atau kini engkau tersenyum di tengah badai, karena tahu bahwa di balik setiap ujian, Allah sedang menulis kisah cinta-Nya untukmu. Allahu ‘Alam.
Syekh Sofyan Siroj Abdul Wahab.



