BerandaInspirasiNasehatOase Dakwah: Akhlak yang Baik bagi Seorang Muslim

Oase Dakwah: Akhlak yang Baik bagi Seorang Muslim

spot_img

KABARLAH.COM, Pekanbaru – Segala puji bagi Allah ﷻ, Tuhan yang menyempurnakan agama ini dengan Al-Qur’an, dan mengutus Nabi Muhammad ﷺ sebagai suri teladan agung dalam iman, ibadah, dan akhlak. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi ﷺ, beliau yang akhlaknya adalah Al-Qur’an, serta kepada keluarga, sahabat, dan umatnya yang istiqamah.

Akhlak: Mahkota Iman

Ketahuilah bahwa “Agama ini dibangun atas dasar akhlak. Barangsiapa menghiasi dirinya dengan akhlak yang baik, ia telah menghiasi imannya.”

Sebagaimana Ibadah tanpa akhlak akan kering, pengetahuan tanpa akhlak akan menyesatkan. Rasulullah saw sendiri menyatakan tujuan risalahnya:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR. Ahmad, al-Hakim, shahih).

Ada beberapa akhlak yang mesti dimiliki seorang muslim, al;

Pertama. Akhlak kepada Allah swt.
Akhlak pertama seorang Muslim adalah akhlak kepada Tuhannya. Itu tampak dari ikhlas dalam ibadah, ridha dan tawakal atas takdir, serta syukur atas nikmat-Nya.

وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Dan hanya kepada Allah hendaklah kalian bertawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman.”
(QS. al-Maidah: 23).

“Seorang hamba tidak akan meraih ketenangan sampai ia menyerahkan urusannya kepada Allah, menjaga adab dalam doa, serta menjauhi maksiat yang menggelapkan hati.”

Kedua. Akhlak kepada Rasulullah saw.

Cinta dan penghormatan kepada Nabi saw adalah bagian dari akhlak iman. Syekh Abdul Qadir berpesan: “Hormatilah Nabi kalian, ikutilah sunnahnya, dan jangan lalai bershalawat atasnya. Shalawat adalah cahaya hati dan kunci rahmat.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sungguh pada diri Rasulullah terdapat teladan yang baik bagi kalian.”
(QS. al-Ahzab: 21)

Maka akhlak kepada Rasul berarti menjadikan kelembutan, kesabaran, dan kasih sayang sebagai napas hidup kita.

Ketiga. Akhlak kepada Sesama Manusia

Rasulullah saw bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi, hasan shahih)

Syekh Abdul Qadir menekankan empat hal: jujur dalam ucapan, menebar salam dan kasih sayang, dermawan dan peduli, serta memaafkan walau mampu membalas.

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عن
النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Orang yang menahan amarah dan memaafkan manusia. Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ali Imran: 134)

Imam al-Ghazali pernah menegaskan, “Buah ilmu adalah akhlak. Jika tidak berbuah akhlak, maka ilmunya sekadar hujjah atas dirinya sendiri.”

Keempat. Akhlak kepada Diri Sendiri

Akhlak juga ditujukan pada diri. Menjaga lisan dari dusta dan ghibah, menjaga pandangan dari yang haram, mensucikan jiwa serta membersihkan hati dari riya’, sombong, dan iri.

Oleh karena itu : “Jangan kotori hatimu dengan dosa, sebab ia adalah wadah cahaya Allah. Bila engkau mengotorinya, cahaya itu akan padam.”

Ibnu Athaillah dalam al-Hikam berpesan: “Hati yang dipenuhi penyakit nafsu tidak akan mampu menampung cahaya Allah.”

Kelima. Akhlak dalam Dakwah.

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
“Serulah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.”
(QS. an-Naḥl: 125)

Syekh Abdul Qadir mengingatkan murid-muridnya: “Dakwah itu kasih sayang, bukan kebencian. Didiklah dengan akhlak, bukan dengan keras kepala.”

Ulama kontemporer seperti Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi juga menegaskan: “Dakwah tanpa akhlak akan membuat orang lari, sementara dakwah dengan akhlak akan membuka hati.”

Buah Akhlak Mulia

Akhlak mulia menghasilkan hati yang tenang, ukhuwah yang kokoh, dan cahaya iman yang menyinari kehidupan. Rasulullah saw bersabda:

مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan amal selain akhlak yang baik.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Saudaraku, akhlak adalah mahkota seorang Muslim. Lebih indah daripada perhiasan, lebih bernilai dari harta, dan lebih tinggi dari pangkat dunia. Syekh Abdul Qadir al-Jailani berpesan: “Tidak ada jalan untuk dekat kepada Allah yang lebih utama daripada akhlak yang baik.”

Mari kita hiasi diri dengan akhlak kepada Allah dengan ikhlas dan syukur, akhlak kepada Rasul dengan cinta dan shalawat, akhlak kepada sesama dengan kasih sayang dan kejujuran, serta akhlak kepada diri sendiri dengan menjaga hati dari noda.

Semoga Allah swt menghiasi kita dengan akhlak Nabi Muhammad saw, hingga hidup kita penuh cahaya, dan kelak kita dikumpulkan bersama beliau di surga. Amin.

Oleh: Syekh Sofyan Siroj Abdul Wahab

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

WAJIB DIBACA

spot_img