BerandaInspirasiNasehatOase Dakwah: Mengobati 7 Penyakit Hati

Oase Dakwah: Mengobati 7 Penyakit Hati

spot_img

KABARLAH.COM – Mengapa hati harus sehat?, saudaraku, pernahkah kita merenung bahwa penyakit yang paling berbahaya bukanlah yang menyerang tubuh, tetapi yang meracuni hati? Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itulah hati.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hati adalah pusat iman. Jika ia kotor oleh riya’, sombong, hasad, cinta dunia, amal akan hampa. Dr. Sayyid Muhammad Nuh dalam karyanya Mengobati 7 Penyakit Hati menyingkap penyakit-penyakit ini dan memberi solusi praktis.

Dalam Oase Dakwah ini, kita akan membahas 7 penyakit hati, bahayanya, serta cara mengobatinya menurut Al-Qur’an, hadits, dan hikmah para ulama.

  1. Riya’: Racun Amal yang Mematikan

Makna: Riya’ adalah beramal bukan karena Allah, melainkan untuk dilihat manusia.

Allah berfirman:

“Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat riya’.”
(QS. Al-Ma’un [107]: 4-6)

Rasulullah ﷺ memperingatkan:

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Mereka bertanya, “Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Riya’.”
(HR. Ahmad)

Bahaya: Menghapus pahala, mengundang murka Allah. Said Hawwa dalam Tarbiya Ar-Ruhiyah menulis:

“Riya’ adalah penyakit berbahaya karena ia menanamkan cinta pujian dalam hati, sehingga amal ibadah menjadi hampa dari nilai ikhlas.”

Obat:

Perbarui niat sebelum amal.

Berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan-Mu dengan sesuatu yang aku ketahui, dan aku memohon ampunan-Mu atas apa yang tidak aku ketahui.)

  1. Ujub: Kagum pada Diri Sendiri

Makna: Merasa hebat dengan amal atau prestasi.
Dalil:

“Janganlah kamu menganggap dirimu suci. Allah lebih mengetahui siapa yang bertakwa.”
(QS. An-Najm [53]: 32)

Imam Al-Ghazali menulis:

“Ujub merusak amal sebagaimana api memakan kayu bakar.” (Ihya’ Ulumuddin)

Bahaya: Menutup pintu taubat, menumbuhkan kesombongan.
Obat:

Ingat bahwa semua kebaikan dari Allah.

Banyak istighfar dan doa: Allahumma la takilni ila nafsi tharfa ta‘in.

  1. Takabbur: Sifat Iblis yang Membinasakan

Makna: Merasa lebih mulia dari orang lain dan menolak kebenaran.
Hadits:

“Tidak akan masuk surga orang yang di hatinya ada kesombongan seberat biji sawi.”
(HR. Muslim)

Imam Abdul Halim Mahmudui berkata:

“Kesombongan adalah tabir tebal yang menghalangi sinar hidayah Allah.”

Obat:

Latih tawadhu’ (rendah hati).

Renungkan kelemahan diri, besarnya karunia Allah.

  1. Hasad: Iri yang Membakar Pahala

Makna: Tidak suka terhadap nikmat orang lain dan berharap nikmat itu hilang.
Hadits:

“Janganlah kalian saling dengki, saling membenci, saling memutuskan silaturahmi…”
(HR. Muslim)

Sayyid Qutb berkata:

“Hasad adalah tanda hati yang kosong dari iman yang benar, karena ia tidak ridha dengan takdir Allah.”

Obat:

Syukuri nikmat sendiri.

Doakan kebaikan bagi yang diberi nikmat.

  1. Bakhil: Kikir yang Menghinakan

Makna: Enggan menunaikan kewajiban harta.
Al-Qur’an:

“Dan barang siapa dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Al-Hasyr [59]: 9)

Hasan Al-Banna menekankan:

“Kedermawanan adalah kunci kejayaan dakwah, sedangkan kebakhilan adalah awal kehancurannya.”

Obat:

Bersedekah secara rutin.

Ingat bahwa harta hanyalah titipan Allah.

  1. Marah Berlebihan

Makna: Ledakan emosi yang melahirkan kezaliman.
Hadits:

“Jangan marah!”
(HR. Bukhari)

Obat:

Berwudhu, duduk jika berdiri, berbaring jika duduk.

Ucapkan isti‘adzah: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم.

  1. Cinta Dunia yang Berlebihan

Makna: Menjadikan dunia tujuan utama.
Hadits:

“Cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan.”
(HR. Baihaqi)

Ahmad Ar-Rasyid dalam Al-Muntalaq menulis:

“Gerakan dakwah akan lumpuh jika pejuangnya terikat oleh cinta dunia, karena ruh jihad hanya hidup dengan orientasi akhirat.”

Obat:

Perbanyak zikir tentang akhirat.

Praktikkan zuhud, bukan berarti miskin, tapi tidak diperbudak dunia.

Strategi Penyembuhan Hati: Perspektif Ulama

  1. Muhasabah Harian (Imam Al-Ghazali): Hitung dosa setiap hari.
  2. Dzikir dan Tilawah Qur’an (Said Hawwa): Dzikir menghidupkan hati.
  3. Muraqabah dan Ikhlas (Abdul Halim Mahmud): Rasakan pengawasan Allah.
  4. Aktivitas Dakwah (Ahmad Ar-Rasyid): Dakwah adalah terapi hati karena menghubungkan kita dengan tujuan ilahi.

Relevansi dengan Kehidupan Modern

Media sosial memperparah riya’ dan ujub.

Budaya konsumerisme memupuk cinta dunia.

Persaingan ekonomi menyalakan api hasad.

Karena itu, solusi spiritual harus diintegrasikan dengan tarbiyah ruhiyah (pendidikan hati).

Penutup: Jadikan Hati Bersih Sebagai Jalan Kemenangan

Allah ﷻ berfirman:

“Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.”
(QS. Asy-Syu‘ara [26]: 88-89)

Doa Rasulullah ﷺ:

اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
(Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.)

Saudaraku, bersihkan hati, karena kemenangan dakwah dan kejayaan umat lahir dari jiwa-jiwa yang ikhlas, tawadhu’, dan bebas dari penyakit hati. Allahu ‘Alam.

Oleh: Syekh Sofyan Siroj Abdul Wahab.

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

WAJIB DIBACA

spot_img