KABARLAH.COM – Banyak orang ingin bisnisnya besar tapi lupa untuk apa dan untuk siapa bisnis itu dijalankan.
Apalah artinya omzet miliaran kalau menjauhkan kita dari Allah, apalah gunanya income besar kalau membuat kita makin jauh dari masjid dan keluarga.
Bisnis yang bagus bukan hanya yang menghasilkan, tapi yang mendekatkan.
- Mendekatkan diri kepada Allah
- Mendekatkan pada keluarga
- Mendekatkan pada amal dan manfaat.
Itulah yang disebut bisnis yang berkah. Dan keberkahan tidak selalu terlihat dari angka, tapi dari rasa cukup, ketenangan, dan manfaat yang meluas.
Sebaliknya, ada bisnis yang secara angka besar tapi membuat hidup terasa sempit:
- Sibuk tak karuan
- Jauh dari anak dan istri
- Lupa ibadah
- Salat terburu-buru
- Cemas melihat saingan
- Gelisah dengan dunia
Kalau sudah seperti ini, mungkin bisnisnya besar, tapi jiwanya mengecil. Karena bisnisnya bukan mendekatkan, tapi menjauhkan.
Dalam Islam, orientasi utama bisnis bukanlah profit semata, tapi pahala dan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Nabi Muhammad bahkan sebelum menjadi Rasul sudah dikenal sebagai pedagang yang jujur dan amanah. Dan saat berdagang, beliau tidak pernah memisahkan antara bisnis dan ibadah.
Hari ini, mari tanya diri kita:
- Apakah bisnis saya mendekatkan saya kepada Allah atau menjauhkan?
- Apakah saya masih bisa ikut kajian, salat dhuha, atau tahajud?
- Apakah saya bisa tersenyum bersama keluarga tanpa tertekan dengan target dunia?
Bisnis terbaik bukan yang paling cepat besar, tapi yang paling kuat menguatkan iman. Karena uang bisa dicari, tapi keberkahan hanya Allah yang memberi.
Kalau Anda ingin bisnis yang mendekatkan:
- Carilah lingkungan yang menjaga iman
- Mentor yang menuntun dengan nilai-nilai akhirat
- Produk yang menjadi wasilah manfaat, bukan sekadar angka dan cuan.
sumber:grup inspirasi insan mulia
