KABARLAH.COM, PEKANBARU – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau (BEM Faperta UNRI) bersama aliansi mahasiswa pertanian kembali menggelar aksi memperingati Hari Tani Nasional dengan tema “Revolusi Caping Jilid 2”.
Aksi ini merupakan bentuk keberpihakan mahasiswa kepada petani Indonesia yang hingga kini masih menghadapi ketidakadilan agraria dan keterpurukan kesejahteraan.
Dalam momentum Hari Tani Nasional tahun ini, BEM Faperta UNRI menyuarakan empat poin tuntutan utama:
Pertama Tegakkan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) sebagai bentuk reforma agraria sejati. Kedua Sejahterakan petani melalui stabilitas harga dan distribusi hasil pertanian yang adil.
Ketiga Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penyuluhan dan distribusi pupuk. Terakhir Bebaskan Khariq Anhar sebagai wujud solidaritas terhadap kriminalisasi gerakan rakyat.
Sebagai bagian dari aksi, mahasiswa pertanian menggalang 1000 tanda tangan petisi yang berisi empat tuntutan tersebut. Petisi ini ditujukan sebagai bukti konkret solidaritas mahasiswa dengan perjuangan petani, sekaligus mendesak pemerintah untuk segera menindaklanjuti persoalan agraria yang belum terselesaikan.
Selain itu, sebagai simbolik jerih payah petani, BEM Faperta UNRI bersama aliansi mahasiswa pertanian juga menghadirkan gunungan sayuran yang kemudian dibagikan kepada masyarakat.
Gunungan ini menjadi gambaran nyata bahwa setiap hasil pertanian adalah buah dari keringat petani yang seharusnya mendapat penghargaan dan perlindungan penuh dari negara.
“Gerakan ini adalah bentuk tanggung jawab moral mahasiswa pertanian untuk berdiri bersama petani. Kami menegaskan bahwa perjuangan ini tidak akan berhenti sampai reforma agraria sejati benar-benar terwujud,” tegas Ahmad Arifin, Gubernur Mahasiswa Faperta UNRI.
Melalui aksi Revolusi Caping Jilid 2, mahasiswa pertanian UNRI menyerukan agar pemerintah tidak lagi menutup mata terhadap nasib petani. Sudah saatnya kebijakan agraria dan pertanian benar-benar berpihak pada mereka yang memberi makan bangsa ini.
