KABARLAH.COM, PEKANBARU — Sorotan tajam muncul terhadap Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kota Pekanbaru usai hasil resmi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-43 tingkat Provinsi Riau diumumkan pada 5 Juli 2025 di Kabupaten Bengkalis.
Berdasarkan keputusan Dewan Hakim dengan nomor Kpts.06/DH/MTQ XLIII/VII/2025, Kabupaten Bengkalis berhasil meraih juara umum dengan nilai total 404 poin. Sementara Kota Pekanbaru yang sebelumnya juara bertahan, harus puas berada di posisi kedua dengan perolehan 311 poin, disusul Rokan Hilir dengan 305 poin.
Hasil ini menimbulkan pertanyaan besar terhadap kinerja LPTQ Pekanbaru, yang dinilai belum optimal dalam melakukan pembinaan para qari, qariah, dan hafizh dari wilayahnya.
“Kita ini ibukota provinsi, punya banyak SDM, pondok pesantren, dan sarana, tapi hasilnya kenapa kalah dari kabupaten/kota lain? Apa kerja LPTQ selama ini?”
— ujar pengurus LPTQ Kelurahan Maharatu, Kecamatan Rumbai.
Minim Pembinaan, Lemah Regenerasi
Beberapa pihak menyebutkan bahwa penyebab utama dari penurunan prestasi Pekanbaru adalah kurangnya program pembinaan yang berkelanjutan, serta tidak adanya sistem pelatihan dan seleksi yang konsisten sepanjang tahun.
“Tidak cukup hanya mempersiapkan menjelang lomba. Harus ada program pembinaan tahunan, pelatihan berjenjang, dan perhatian terhadap generasi muda Qur’ani,”ungkap Raihan Ilahi, guru ngaji dan pembina rumah tahfidz di Pekanbaru.
Ironisnya, menurut pengakuan salah satu peserta, dalam masa training center pun tidak ada pelatih tetap yang mendampingi secara intensif.
Sementara itu, Ketua LPTQ Pekanbaru, M. Idrus, belum memberikan tanggapan resmi atas capaian ini. Padahal, menurut sumber internal, dukungan anggaran dan sinergi dari Pemko dan Kemenag sudah memadai. Namun, realisasi dalam bentuk prestasi masih belum menggembirakan.
Harapan untuk Pekanbaru Kota Madani
Sebagai ibukota provinsi, Pekanbaru diharapkan bangkit kembali dan menunjukkan kualitas sejatinya sebagai kota madani yang Qur’ani.
“Kalau Pekanbaru tidak unggul dalam hal Al-Qur’an, lalu bagaimana wajah kota ini di mata umat? Sudah saatnya kita bangkit dan serius membina generasi Qur’ani,”
pungkas Ustadz Raihan.