KABARLAH.COM, Uttar Pradesh – Misteri seputar mayat belum terpecahkan, juga tidak diketahui berapa banyak yang terinfeksi virus corona.
Tetapi banyak yang percaya bahwa keluarga melakukan tindakan ekstrem membuang mayat atau di kubur di tepi sungai Gangga karena mereka tidak mampu mengkremasi kerabat mereka, ritual pemakaman yang bisa menelan biaya sekitar US$ 70 (Rp 1 juta).
Tetapi sekarang telah meroket menjadi US$ 400(Rp 5,7 juta) sejak akhir bulan lalu, kata penduduk setempat, ketika gelombang kedua Covid-19 melanda India seperti tsunami, Washington Post melaporkan.
Gambar mengerikan dari mayat mengambang dan setengah terkubur mendorong pejabat pemerintah untuk bertindak. Kapal patroli telah dikirim naik turun Sungai Gangga, yang berkelok-kelok sejauh 2.400 km melintasi India utara.
Beberapa hari setelah Misi Nasional untuk Gangga Bersih (NMCG) meminta laporan rinci dari pemerintah Uttar Pradesh.
Pemerintah negara bagian telah mulai menyusun data tingkat distrik dari mayat tak dikenal atau mayat tak diklaim yang ditemukan dari Gangga di seluruh negara bagian, News18 melaporkan.
Achchhe Lal Singh Yadav, Direktur Proyek Tambahan, Misi Negara Bagian untuk Gangga Bersih (SMCG) Uttar Pradesh telah menulis kepada 72 hakim distrik.
Untuk meminta laporan tentang jumlah mayat tak dikenal dan dibuang di tepi sungai Gangga dan anak-anak sungainya, untuk dikremasi sesuai dengan Prosedur dan pedoman Operasi Standar.
Hakim distrik juga telah diminta untuk mengirim laporan tentang audit infrastruktur untuk krematorium atau kuburan.
Mereka juga diminta untuk menghentikan pembuangan atau penguburan mayat atau mayat tak dikenal ke sungai atau tepi sungai Gangga.