KABARLAH.COM. Nun Jauh disana daerah Muslim terbesar yang terletak di ujung Sumatera Aceh pernah berencana untuk berpisah dari NKRI, bertahun-tahun lamanya pasukan tanah rencong Gerakan Aceh Merdeka (GAM) bergerilya untuk kemerdekaan agar bisa angkat kaki dari NKRI, hingga pada akhirnya negeri serambi Mekkah porak poranda dengan Tsunami dahsyat yang menjadikan iktibar perjalanan panjang gerakan separatis . Dan disanalah titik ishlah terjadi antara Aceh dan Indonesia berunding dalam perjanjian Finlandia.
Ternyata bara pergolakan merembet kebeberapa daerah lainnya yang salah satunya di aminkan dari Saudara Tua kita dari negeri Timur jauh, sang mutiara hitam Papua juga telah berseparatis untuk meminta referendum pemerdekaan diri,hingga detik ini bintang kejora mencoba untuk berkibar di tanah cendrawasih. Tak ayal semua daerah mencoba untuk mengikuti perjuangan sabang dan merauke yang telah lebih dulu memegang senjata, dan pergolakan menjalar hingga daerah papeda, Maluku yang di ambil dari bahasa Arab Al-Mulk biasanya tenang dan damai dan bertoleransi antar sesama juga harus terusik dengan wacana pemisahan diri hingga sang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada waktu itu harus kecewa dengan kedatangannya ke Maluku dengan kehadiran tarian perang sang pejuang RMS (Republik Maluku Serikat).
Merebaknya isu terorisme belakangan ini membuat rakyat Indonesia was-was dan waspada dengan keberadaan para teroris yang masih berkeliaran dengan aksinya yang telah banyak korban jiwa. Aparat kepolisian RI termasuk tim Densus 88 khusus hingga kini belum bisa melacak pergerakan para teroris. Meski sejumlah gembong besar teroris sudah berhasil dilumpuhkan, namun aksi teror masih saja terjadi. Kenapa teroris selalu mengintai kedaulatan Indonesia tentu ini menjadi PR aparat negeri ini hingga munculnya aksi-aksi terror yang yang menimbulkan korban jiwa.
Dimulai dari Bom Bali 1 tahun 2002, Bom Hotel JW Marriott tahun 2003, Bom Kedubes Australia tahun 2004,Bom Bali 2 tahun 2005,Bom Hotel JW Mariott dan Ritz-Carlton tahun 2009,Bom Mapolresta Cirebon tahun 2011, dan yang terakhir adalah Bom Plaza Sarinah tahun 2016, tapi bukan berarti aksi-aksi terror sudah berakhir, justeru sepertinya aksi-aksi terror sepertinya akan terulang kembali melihat kondisi Indonesia yang seperti ini
Sangat di sayangkan jika bangsa yang memiliki pulau terbanyak di negeri ini harus di berpisah satu sama lain seakan lupa dengan gaungan Sumpah pemuda lantang dikumadangkan para pemuda Indonesia yang telah mengikrar 90 tahun silam di bumi ini tanpa memikirkan perbedaan ras , suku dan agama, kini wacana pembubaran NKRI itu semakin mengkristal dengan sederet konflik sara yang terjadi akhir-akhir ini, bahkan kini isu terhangat rencana Minahasa mau berjuang utk Minahasa merdeka semakin santer terdengar .
Jika benar maka sesungguhnya yg lebih pantas memperjuangkan kemerdekaan ini adalah Daerah Riau. Beberapa tahun yang lalu sangat santer terdengar akan berpisahnya Riau dari NKRI, namun upaya itu hanya sebatas wacana atas ketidak adilnya pemerintah pusat terhadap daerah-daerah di luar Sumatera tidak sampai mengangkat senjata karena Riau masih melihat Indonesia adalah bagian yang tak terpisahkan dari tanah melayu. Lalu kenapa riau ingin merdeka? karena Riau memiliki potensi kekayaan alam yg berlimpah, Tapi tahukah anda Anda semua bahwa Riau salah satu penyumbang terbesar untuk memerdekakan bangsa ini. Sebelum Bahasa Indonesia disahkan sebagai bahasa persatuan maka bahasa Melayu telah lebih dulu dipakai sebagai bahasa pemersatu. Tidak hanya itu, ketika Soekarno-Hatta memproklamasikan Republik Indonesia (RI), Kesultanan Siak Sri Indrapura langsung mengakui lahirnya sebuah negara baru.Sultan Syarif Kasim II (1893-1968), selaku raja terakhir, secara ikhlas menyerahkan seluruh wilayah kedaulatannya. Kekuasaan Kesultanan Siak Sri Indrapura termasuk sangat luas. Wilayahnya mencakup pesisir timur Sumatra, pesisir barat Kalimantan, Semenanjung Malaka, dan di daratan hingga ke Deli Serdang, Sumatra Utara.Selain hak penguasaan tanah, semua harta kekayaan dan properti yang dimilikinya diberikan untuk perjuangan kemerdekaan RI. Termasuk kompleks Istana Asherayah Al-Hasyimiyah juga dihibahkan sebagai bentuk dukungan atas kemerdekaan Indonesia. Istana Asherayah Al-Hasyimiyah letaknya di jantung kota, tepat di depan Alun-Alun Kabupaten Siak.
Bahkan tidak hanya itu, uang kas kesultanan sebesar 13 juta gulden juga diberikan kepada duo proklamator Indonesia, uang 13 juta gulden itu setara dengan 69 juta euro atau sekitar Rp 1,074 triliun.
Adapun, salah satu bukti warisan tanah yang diberikan kepada negara adalah lahan yang sekarang menjadi masuk Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru.Seluruh kekayaannya dan 12 daerah tahta Kesultanan diserahkan demi Republik untuk membela kemerdekaan. Beliau meninggal dalam keadaan miskin di rumah peraduan,
Jadi apa penyebab terjadinya gerakan “Angkat Kaki” di negeri ini ?.
karena kesenjangan social yang semakin tinggi sementara kesejahteraan Rakyatnya rendah dan infrastrukturnya ketinggalan, ditambah lagi program “pilih kasih” pemerintah pusat dalam memberikan kebijakan, sudah menjadi rahasia umum jika daerah Jawa adalah “Anak Emas” pembangunan negeri ini dapat dilihat dari daerah borneo yang masih kurang terjamah dari tangan-tangan infrastruktur dan juga pembangunan yang lambat di daerah luar jawa menjadi pemicu kemarahan yang sudah terencana dari orang-orang di luar jawa, jika mau dilihat lebih jauh sepertinya masalah yang dihadapi bangsa ini cukup rumit, salah satunya Sumber Daya Manusia (SDM) terkesan yang diabaikan di negeri sendiri dan tak sedikit para anak bangsa yang terbuang menjadi rebutan di negeri orang, kesenjangan Sosial semakin jelas terlihat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin hingga yang kaya sudah kehabisan makanan dan memakan yang miskin sebagai santapan.
Kemiskinan dan kesenjangan ternyata menjadi masalah sosial yang mampu memantik kemarahan terstruktur. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi 2 macam: kemiskinan natural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan natural bisa dibilang “miskin dari lahir”. Orang yang tinggal di tanah subur akan cenderung lebih makmur dibanding yang berdiam di lahan tandus. Sedang kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang dibuat. Ini terjadi ketika penguasa justru mengeluarkan kebijakan yang malah memiskinkan rakyatnya. Jenis kemiskinan kedua punya potensi lebih tinggi bagi munculnya aksi-aksi yang lebih terlembaga. Tak mustahil jika aksi-aksi separatis akan juga muncul di daerah-daerah masing-masing penyebabnya sangat jelas konflik sara yang mencoba untuk menebar teror akhirnya digunakan pula sebagai satu cara untuk mencapai tujuan atau alat perjuangan. Sasarannya jelas, yaitu etnis atau bangsa lain yang sedang diperangi. Hingga
Jika NKRI ini ingin sempurna sebagai konsep bernegara, maka syarat utamanya adalah Keadilan dan Pemerataan pembangunan. Semrawutnya keamanan belakangan ini karena melorotnya kredibilitas Pemerintah karena perlakuan yang tidak adil, dan jika Pemerintah membiarkan terus ketimpangan ini, tendensi perpecahan Bangsa ini akan jadi kenyataan.
Jangan terlalu vokal bicara soal toleransi, Kita ini sudah sangat mengerti akan artinya toleransi karena bukankah itu yang pertama kali diajarkan oleh para pendiri bangsa ini?. harus adanya pengertian antara pemerintah dan rakyat merupakan upaya untuk mewujudkan kepercayaan dan transparansi dalam pembangunan moral dan structural, ditambah saling bersinerginya seluruh instansi perintah untuk mewujudkan nawacita yang semakin santer di gaungkan, sangat disayangkan usia kemerdekaan Indonesia telah melampui usia intan belum menjamin kita sebagai bangsa yang matang berdaya saing internasional. Kita masih ribut terhadap sesuatu yang final dan telah menjadi kesepakatan para “founding father” negara. Kita pun seperti berada ada pusaran arus. Berputar dan berputar pada poros yang sama. Bahkan kita nyaris tenggelam di pusaran tersebut. Karena salah satu penyebabnya ada pada kemampuan Kepemimpinan. jangan sampai setiap kebijakan yang diambil pemerintah bisa membuat persatuan Nasional menjadi terancam. Secara fisik, saat ini hampir tidak ditemukan adanya bentuk penjajahan militer,. Tetapi, kolonialisme klasik yang hilang, kini digantikan oleh imperialisme modern, yang dapat didefinisikan sebagai politik yang bertujuan menguasai dan mengendalikan bangsa-bangsa lain di luar batas negaranya, baik secara langsung melalui perluasan wilayah atau secara tidak langsung mendominasi politik, ekonomi, militer, budaya.
Bangsa yang dikuasai itu sebenarnya tidak suka dan menolak tekanan serta pengaruh negara imperialis.mari kita bersama berhati-hati untuk menjaga Persatuan negeri ini, jangan sampai kita lengah sehingga pihak asing telah mengkapling negeri ini sejengkal demi sejengkal, sudah cukup Timor Leste lepas dari NKRI jangan sampai wilayah lain mengikuti termasuk Negeri Riau kita ini, bisa saja Riau mencoba untuk berpisah dari NKRI, Riau takkan kekurangan apapun untuk mencukupi kebutuhan Kas daerah, sebagai derah agraris Riau sudah punya segalanya, Riau saat ini merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia, dan sumber dayanya didominasi oleh sumber alam, terutama minyak bumi, gas alam, karet, kelapa sawit dan perkebunan serat. Luas wilayah provinsi Riau adalah 87.023,66 km², yang membentang dari lereng Bukit Barisan hingga Selat Malaka. Riau memiliki iklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 milimeter per tahun, serta rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari.
Jadi tampak jelaslah bahwa yang sangat layak untuk meminta kemerdekaan dari NKRI adalah Riau, tidak akan kekurangan apapun jika Riau ingin angkat kaki dari NKRI, tapi kenapa hingga kini Riau masih bertahan dalam NKRI?..karena masyarakat Riau percaya bahwa persatuan antar golongan dan derah lebih dibutuhkan dalam bingkai NKRI, Masyarakat Riau tahu bahwa keberadaan Riau dalam bingkai NKRI akan tetap menjaga kedaulatan dan kemandirian bangsa Indonesia dan takkan pernah dipandang remeh dari bangsa lain. Dalam mengupayakan mewujudkan cita-cita bangsa dan mempersatukan bangsa ini pastinya akan menghadapi banyak persoalan, rintangan, dan hambatan bahkan ancaman-ancaman yang harus dihadapi. Baik permasalahan dahulu ataupun permasalahan yang akan datang. Dan hal yang tidak dapat kita pungkiri saat ini, yaitu Indonesia masih dibawah kata maju dengan kata lain Indonesia masih termasuk negara yang berkembang dan hal ini menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang terasingkan. Memang sangat memprihatinkan, tapi itulah Indonesia. Banyak keberuntungan yang didapat dari Indonesia. Kita memiliki bahasa daerah paling banyak di dunia, yaitu 583 bahasa daerah dan 67 dialek.bukankah sebuah bangunan yang megah dibangun dari setiap material yang berbeda?..
itulah Indonesia lupakan tantang perbedaan, dan ingatlah selalu tetang banyak persamaan yang kita dapatkan dari kemajemukan bangsa ini.
Penulis : Dian Oka Putra