KABARLAH.COM – Menjelang Ramadhan, ketika Ramadhan, dan setelah Ramadhan, kita sering bermaaf-maafan satu sama lain. Bolehkah? Boleh dong.
Permintaan maaf itu banyak manfaatnya. Walaupun, sebenarnya minta maaf itu nggak terikat waktu, kapan aja boleh.
Dan sangat diutamakan saat kita melakukan kesalahan. Begitulah kira-kira. Sampai di sini saya yakin teman-teman setuju dengan saya.
Menurut Psychology Today, permintaan maaf sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik kita.
Bahkan menurut Journal of Health Psychology, memaafkan diri sendiri atau orang lain bisa membantu kita terbebas dari stress, depresi, dan gangguan mental.
Ya, saling bermaaf-maafan itu menyenangkan. Ada nggak permintaan maaf yang nyeselin? Ternyata ada. Misalnya, tulisan maaf di layar ATM, “Maaf, saldo Anda tidak mencukupi.” Hehe.
Di sini saya hanya ingin menegaskan, jangan sampai kita mengobral kata maaf. Maksudnya? Misal, kita dikasih tugas dan amanah.
Terus, kita kerjakan dengan asal-asalan. Kenapa dikerjakan asal-asalan? Yah gampang aja, kalau nggak beres, tinggal ngucapin kata maaf. Ini kan ngawur.
Hei, harus ada kesungguhan dalam mengerjakan sesuatu. Itqan, istilahnya. Apa itu itqan? Teliti, hati-hati, sepenuh hati, bermutu tinggi, sulit disaingi.
Kalaupun di akhir pengerjaan kita mengucapkan kata maaf, itu sekedar adab aja. Karena segala sesuatu sudah kita kerjakan dengan tuntas dan berkualitas.
IpphoSantosaTeam