Kabarlah.com – Bincang Sastra dan Penampilan Kreatif (Bingke) bertajuk “Semarak Hari Aksara Internasional” digelar Sabtu, 6 September 2025, di Aula Khatulistiwa, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Agen Pelindungan Kebahasaan dan Kesastraan, Listi Mora Rangkuti, S.S. yang diberi amanah selaku penggerak perubahan dalam upaya pelindungan bahasa dan sastra di Kalimantan Barat untuk mewujudkan tujuan organisasi yang lebih baik, efisien, dan efektif.
“Bingke” didesain untuk menciptakan ruang kolaborasi antara Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat dengan masyarakat, khususnya komunitas dalam merawat bahasa dan sastra daerah. Sebagai peringatan Hari Aksara Internasional yang ditetapkan oleh UNESCO setiap 8 September, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sebuah aksara. Tidak hanya sebagai pengenal kata, aksara juga berperan menjadi pengingat bagi masyarakat serta sebagai aset budaya. Kemudian, kegiatan ini menjadi sarana ekspresi bagi tunas-tunas muda dalam melestarikan bahasa, sastra, dan aksara daerah.
Kegiatan bincang sastra menjadi pembuka acara yang dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat, Dr. Uniawati, S.Pd., M.Hum., selaku narasumber utama. Menurut Kepala Balai, aksara memegang peranan penting dalam upaya memberantas buta huruf.
“Pemerintah telah lama menerapkan upaya untuk memberantas buta huruf. Aksara merupakan denyut nadi peradaban suatu bangsa. Oleh sebab itu, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian bersama dengan mengambil peran masing-masing,” jelasnya.
Dalam bincang sastra yang dimoderatori oleh Listi Mora Rangkuti, Kepala Balai kembali mengungkap keberadaan aksara yang tertera di bagian hiasan atap Istana Kesultanan Alkadriyah juga banyaknya permintaan penerjemahan naskah lama bertuliskan aksara Arab Melayu yang masuk ke Balai Bahasa. Hal ini menjadi petunjuk bahwa Provinsi Kalimantan Barat masih butuh penelusuran lebih lanjut untuk membuktikan dan menepis bahwa provinsi ini tidak memiliki aksara. Di akhir paparannya, beliau mengharapkan kolaborasi ini terus berkelanjutan.
Rangkaian kegiatan semakin semarak dengan adanya penampilan syair, teater, mewarnai aksara Arab Melayu, tundang, dan puisi yang keseluruhannya ditampilkan dalam bahasa Melayu. Turut hadir Duta Bahasa Kalimantan Barat, Komunitas Suara Literasi Membara, Komunitas Perempuan Penulis Khatulistiwa Bekate, Sanggar Setia, dan lain-lain.
Pada akhir acara, Kepala Balai Bahasa menyerahkan cenderamata berupa buku cerita anak untuk anak-anak yang turut serta memeriahkan kegiatan Bingke. Seluruh kegiatan ditutup dengan suasana kebersamaan yang mencerminkan semangat menjaga dan menghidupkan sastra serta aksara daerah di Bumi Khatulistiwa.