Oleh: Kartini, SKM
(Anggota Legislatif PKS Pekanbaru)
Zalim adalah perbuatan tercela yang merugikan orang lain, melakukan sesuatu yang tidak pada tempatnya atau diluar kewajaran orang banyak. Seperti menyakiti, tidak adil, menipu, mengambil hak orang lain dan lain sebagainya.
Saat kita diperlakukan tidak adil oleh orang lain maka batin akan menjerit dan marah. Bisa jadi zalim oleh orang terdekat kita, tetangga, atasan kita, atau teman kita. Banyak sekali yang kita lihat kejadian di sekitar kehidupan ini termasuk juga raja yang zalim dengan rakyatnya.
Kabar baiknya, anda tidak sendiri yang merasakan dizalimi. Banyak kok orang yang disekitar kita yang juga terzalimi, mungkin lebih berat dari kita. Bahkan orang yang paling mulia pun yaitu Rasulullah SAW juga sering dizalimi saat berdakwah di zamannya.
Jadi, janganlah berlama-lama kesal atau kecewa apalagi menyimpan dendam. Tidak baik, tidak sehat, karena akan menurunkan daya tahan tubuh dan akan membuat kita loyo serta mudah sakit. Tugas kita adalah sabar, ikhlas menghadapinya.
Sebenarnya Allah sedang menguji kesabaran kita, sebenarnya Allah juga ingin menghapus dosa-dosa kita yang banyak, maka kita diberi ujian dengan masalah-masalah hidup.
Sebenarnya Allah juga ingin kita bertaubat dan bersujud kepada-Nya. Karena semua masalah yang hadir, Allah juga izin hadir dalam kehidupan kita untuk kita ambil hikmahnya.
Saya juga beberapa kali dizalimi, awalnya marah juga sih, tapi saya segera belajar mencari solusi dan berusaha belajar menyelesaikan masalah yang hadir dengan cara bijaksana.
Solusi terbaik ketika kita dizalimi adalah:
Pertama, mungkin kita banyak dosa dan salah pada orang lain.
Kedua, belajar memaafkan orang yang menyakiti kita karena tidak ada manusia yang sempurna, kita juga banyak salah.
Ketiga, mendoakan dengan doa yang baik agar orang tersebut diberi hidayah. Hati-hati jangan berdoa yang buruk karena apa yang kita ucapkan akan kembali lagi kepada kita. Mungkin hati kita berat untuk memaafkan apalagi mengingat kejahatan yang dilakukannya, saya juga pernah mengalaimnya. Ingatlah nabi kita orang yang paling mulia saja mampu memaafkan orang yang zalim padanya, lalu apakah kita lebih mulia dari nabi kita, tidak kan?
Keempat, mendekatlah kepada Allah karena dengan semakin dekat hati kita pun menjadi tenang dan lebih sabar, jika kita jauh dari Allah maka hati akan semakin hampa.
Masalah itu seperti garam, jika garam satu sendok dimasukkan kedalam air di gelas maka air tersebut akan terasa asin, namun jika satu sendok garam dimasukkan kedalam satu ember air maka tidak akan terasa asinnya. Begitu juga masalah, akan terasa berat jika hati kita sempit.
Mari kita senantiasa belajar untuk meluaskan hati kita seluas samudera agar masalah yang datang tidak merusak hati dan pikiran kita dan tidak mengganggu kehidupan keseharian kita.