BerandaPendidikanDaring, Dari Sekolah Hingga Meeting

Daring, Dari Sekolah Hingga Meeting

spot_img

KABARLAH.COM, Pekanbaru – Berbagai platform daring atau online penunjang belajar dan bekerja semakin marak sebagai efek masa pandemi. Hal ini menimbulkan dampak baik positif maupun negatif. Aplikasi yang tersedia juga beragam seperti Zoom Cloud Meeting, Google Meet dan lain sebagainya dengan berbagai keunggulan masing-masing.

Bahkan platform sosial seperti Facebook, Instagram, Tiktok sebelumnya sudah menjadi gaya komunikasi baru bagi pengguna sesuai usianya.

Menurut penjelasan Dr Martina Paglia, psikolog di The International Psychology Clinic dikutip dari Glamour.

“Pada era ini, komunikasi melalui platform sosial lebih sering terjadi daripada bertemu langsung, yang saat ini sudah langka. Itu memang datang dengan kelebihannya, tetapi itu juga telah menyebabkan paradoks kesepian, kecemasan, depresi, kebencian dan narsisme yang terkait langsung dengan penggunaan media sosial yang berlebihan”.

Dalam kondisi saat ini, konferensi video yang bagi banyak orang menjadi fitur konstan dalam kehidupan kerja justru menambah masalah.

“Pertemuan tatap muka adalah mekanisme penting untuk komunikasi dan menjaga lingkungan yang sehat. Ini cara yang bagus untuk memperkenalkan perasaan, emosi, sikap, gerak tubuh, dan postur kita secara non-verbal. Namun pada rapat virtual, kami perlu melakukan lebih banyak upaya untuk tetap aktif, “kata Martina.

“Sungguh melelahkan untuk merasa seperti kita harus berusaha lebih keras untuk hadir secara mental dalam pertemuan di mana kita tidak secara fisik tidak melakukannya. Rapat yang diadakan secara online meningkatkan beban kognitif karena menuntut banyak kapasitas dan upaya sadar,” ucapnya.

“Dalam pertemuan kehidupan nyata, keheningan adalah alat yang sangat baik karena menciptakan ritme dan ketenangan yang alami. Dalam pertemuan virtual, itu membuat kami cemas dan marah. Kami keluar zona dan merasa orang lain kurang ramah dan fokus. “

“Sebuah studi eksperimental yang diadakan di University of Pennsylvania menunjukkan hubungan antara penggunaan media sosial dan perasaan depresi dan kesepian.”

“Ini membuktikan bahwa penggunaan platform sosial yang lebih sedikit dapat sangat meningkatkan harga diri dan kesejahteraan seseorang.”

Apa yang harus dilakukan agar tak mengalami hal seperti diatas? Dari situs klikdokter menyatakan bahwa bersikap bijak diutamakan dalam hal penggunaan media sosial. Misalnya saat bersama dengan teman-teman atau keluarga, baiknya jangan sibuk memandangi smartphone.

Semakin maraknya aplikasi dan platform dalam dunia maya jangan sampai membuat kita melupakan kehidupan sebenarnya. Dan harus diingat, kebersamaan di dunia nyata jauh lebih membahagiakan ketimbang sibuk melihat berbagai konten unggahan di media sosial.

@miraummunafis

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

WAJIB DIBACA

spot_img