KABARLAH.COM – Sebenarnya, teramat banyak variabel yang menyebabkan kemiskinan. Ada yang bersifat makro, ada juga yang bersifat mikro. Misalnya, inflasi, korupsi, terbatasnya akses pendidikan, terbatasnya lapangan kerja, besarnya konsumsi rokok pada keluarga miskin, kemalasan, dan lain-lain.
Terus, apa obatnya? Saya jawab dalam perspektif individu ya.
Pertama, perluas pergaulan dan akses. Maaf, memang ini nggak mudah bagi si miskin. Tapi kalau kita supel dan ringan tangan, insya Allah pergaulan dan akses kita akan meluas. Beneran.
Kedua, belajar. Soal mindset, pengembangan diri, bisnis, emas, properti, dan lain-lain. Yup, harus mau menyisihkan waktu untuk menjemput ilmu. Apalagi sekarang banyak seminar dan training yang gratis. Ayo ikutan. Berhentilah beralasan.
Ketiga, merasa bertanggung-jawab atas keadaan dan nasibnya. Jangan lagi nyalah-nyalahin orangtua, sekolah, pemerintah, dan takdir. Sepangalaman saya bertemu ratusan ribu orang, masih banyak orang yang suka menyalah-nyalahkan faktor eksternal. Ini keliru.
Keempat, berbagi. Miskin kok berbagi? Yah begitu. Sesiapa yang disempitkan rezekinya, hendaklah ia menafkahkan sebagian hartanya. Itu anjuran agama. Lagi sempit sekalipun tetaplah berbagi, biar keluar dari kesempitan. Nggak usah nunggu lapang.
Kelima, berbisnis. Kecil-kecilan dulu, nggak apa-apa. Insya Allah pelan-pelan dibesarkan. #BisnisRumahan dan #BisnisOnline, dua hal ini sangat dianjurkan. Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang.
Hei, tulisan ini percuma aja kalau kita nggak praktek. Tolong praktek ya dan ajak orang-orang di sekitar kita untuk praktek. Saya yakin ini semua sedikit-banyak jadi solusi.
Ippho Santosa
Discussion about this post