KABARLAH. COM, Pekanbaru – 13 Maret, tanggal yang diperingati sebagai hari Milad Prodi Bimbingan Konseling Islam UIN Sultan Syarif Kasim Riau (-selanjutnya disingkat BKI UIN Suska Riau).
Di tahun ini, sudah genap 24 tahun prodi BKI UIN Suska Riau berdiri menjadi bagian dari keluarga besar akademika UIN Suska Riau. Jika diibaratkan seperti perjalanan manusia, usia 24 ini sudah akan menapaki perjalanan menuju masa dewasa.
BKI UIN Suska Riau memiliki visi akademik “Menjadikan Program Studi sebagai pusat pengembangan keilmuan dalam Bimbingan Konseling Islam di kawasan Asia Tenggara” (-mohon maaf jika ada kekeliruan).
Jika meruntut kepada visi tersebut, tentu ada suatu cita cita besar yang sedang dirintis oleh BKI UIN Suska Riau, yakni sebagai pusat pengembangan keilmuan dalam bidang Bimbingan Konseling Islam.
Namun pertanyaannya, apakah bisa? Mari sejenak kita melihat realita yang terjadi di prodi BKI UIN Suska Riau :Â
1. Semangat berkompetisi dan daya saing mahasiswa BKI UIN Suska Riau masih rendah (jika tidak boleh dibilang tidak ada). Kaget? Tidak perlu, karena memang selama ini mahasiswa BKI UIN Suska Riau termasuk jarang mengikuti kegiatan kompetisi skala regional, boro-boro kompetisi nasional, bahkan internasional.
Bagaimana kita berbicara menjadi pusat pengembangan keilmuan di kawasan Asia Tenggara, sementara mahasiswanya sendiri belum atau bahkan enggan mengukur kemampuan diri mengikuti kompetisi mahasiswa antar kampus?
2. Peran HMPS selama ini yang hanya sekedar “event organizer”, namun belum menunjukkan taring dalam mengakomodir kebutuhan mahasiswa, baik dalam aspirasi, maupun potensi akademik dan non akademik. Bahkan selama ini HMPS hanya muncul ketika penyambutan mahasiswa baru, dan transisi kepemimpinan, selain itu hanya lebih menjadi event organizer.
3. Kekompakan dan rasa kekeluargaan dalam civitas akademika BKI UIN Suska Riau yang hanya sekedar slogan tanpa makna. Hanya dibunyikan ketika penyambutan mahasiswa baru, setelah itu mahasiswa dibiarkan terkotak-kotak dalam lingkarannya masing masing.
4. Rasa solidaritas antara mahasiswa aktif dan alumni yang bisa dikatakan sudah sangat renggang. Alumni hanya dibutuhkan ketika ada acara, itupun jika ingat mengontak alumni, dan bahkan saking mirisnya, alumni baru dicari ketika kelimpungan dalam penyelesaian tugas akhir.
5. Alumni BKI UIN Suska Riau yang masih kesulitan bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lainnya di pasar kerja. Bahkan beberapa kesulitan untuk bekerja sesuai dengan target output lulusan karena ternyata diluaran sana, banyak yang belum mengetahui atau bahkan tidak kenal dengan apa yang namanya “Bimbingan Konseling Islam”. Kompetensi lulusan pun masih perlu menjadi perhatian bersama.
6. Dukungan alumni BKI UIN Suska Riau terhadap prodi masih minim, padahal sudah ada wadah yang menaungi alumni BKI UIN Suska Riau, namun sayang justru wadah ini sekarang seolah vakum.
Dan masih banyak problematika yang dijumpai di prodi BKI UIN Suska Riau. Padahal di tahun 2022 ini zaman digital yang sudah mengarah ke tatanan kehidupan “Metaverse” ini menuntut kita semua bukan hanya bergerak lebih cepat, tetapi mampu beradaptasi dan berkolaborasi.
Termasuk dibidang pendidikan. BKI UIN Suska Riau sebagai salah satu prodi yang ada di UIN Suska Riau memiliki peluang sekaligus tantangan besar di masa zaman digital yang sudah mulai mengarah ke tatanan kehidupan “Metaverse” ini.
Namun diperlukan suatu tekad dan komitmen bersama untuk menggapai cita besar yang tergambar dalam visi BKI UIN Suska Riau.Â
Dari beberapa permasalahan yang dijabarkan diatas, izinkan penulis menyampaikan beberapa solusi yang bisa diterapkan secara berkelanjutan untuk BKI UIN Suska Riau :
1. Mahasiswa BKI UIN Suska Riau didorong lebih aktif untuk berani berkompetisi dalam kegiatan antar mahasiswa, bukan hanya skala internal fakultas atau UIN Suska Riau, tetapi didorong berani berkompetisi ditingkatkan regional, nasional, bahkan internasional.
Untuk mendukung hal tersebut, perlu ada dukungan dari prodi seperti pembinaan, atau insentif secara nyata agar mahasiswa merasa didukung untuk berkompetisi dan membanggakan prodi BKI UIN Suska Riau.
2. Penguatan peran HMPS BKI UIN Suska Riau secara holistik (menyeluruh) dalam artian HMPS BKI UIN Suska Riau benar benar menjadi wadah penyambung aspirasi dan pengembangan potensi seluruh mahasiswa BKI UIN Suska Riau.
Dalam hal ini, HMPS BKI UIN Suska Riau perlu melakukan asesmen terukur untuk mengetahui program apa yang benar benar perlu dilaksanakan dan berdampak besar bagi seluruh mahasiswa BKI UIN Suska Riau, tidak lagi berfokus kepada agenda “seremonial menara gading” yang hanya menghabiskan anggaran tetapi tidak ada dampak berarti.
Kedepannya program kerja yang dilaksanakan lebih berfokus mendukung visi prodi BKI UIN Suska Riau, dari elemen kemahasiswaan.
3. Perlunya suatu doktrin kekeluargaan yang sehat antar senior-junior mahasiswa aktif di dalam civitas akademika. Prinsip Tiji Tibeh (Mukti Siji Mukti Kabeh. Mati Siji Mati Kabeh. -Berhasil satu berhasil semua. Mati satu mati semua) dari Pangeran Sambernyawa hendaknya menjadi suatu pegangan bahwa senior dan junior adalah kolaborasi yang saling mendukung satu sama lain.
Senior adalah panutan bagi junior, dan junior adalah mitra bagi senior. Kekompakan didalam prodi hendaknya lebih tinggi daripada ego sektoral “bendera tertentu” yang selama ini merusak solidaritas di dalam prodi BKI UIN Suska dan berlangsung menahun.
Perlu komitmen dan konsistensi berkelanjutan dari seluruh elemen mahasiswa BKI UIN Suska Riau agar kekompakan dalam prodi tidak hanya menjadi tagline penyambutan mahasiswa baru, tetapi juga menjadi ruh pemersatu BKI UIN Suska Riau.
4. Tidak hanya kekompakan antara mahasiswa aktif, tetapi hubungan baik antar mahasiswa aktif dan alumni lebih ditingkatkan. Membangun komunikasi yang saling menguntungkan antar mahasiswa aktif dan alumni menjadi kunci penting, tidak hanya ke segelintir alumni, tetapi ke seluruh alumni BPI dan BKI UIN Suska Riau.
Memaksimalkan komunikasi berkelanjutan HMPS BKI dan IKA BPI dan BKI UIN Suska Riau menjadi solusi yang harus dilakukan secara terus menerus agar alumni senantiasa merasa “dilibatkan” untuk kemajuan prodi dan mahasiswa aktif juga memperoleh keuntungan dari keterlibatan alumni.
5. Calon mahasiswa yang akan lulus hendaknya perlu memperkaya diri dengan berbagai keterampilan yang menunjang di masa kehidupan digital, baik hardskill maupun softskill, memperluas jejaring yang menguntungkan untuk pribadi maupun institusi serta mempertajam kompetensi sebelum lulus studi.
Disinilah peran prodi untuk mengakomodir kebutuhan calon alumni dengan menginisiasi berbagai workshop penunjang kompetensi alumni, serta membangun kolaborasi yang lebih menguntungkan dengan instansi dan dunia kerja.
Kedepannya prodi perlu lebih selektif memilih tempat PKL (Magang) untuk calon lulusan, karena ini penting sebagai sarana persiapan calon lulusan sebelum memasuki kondisi kerja yang sebenarnya, dengan mempertimbangkan peluang lokasi PKL yang lebih membutuhkan mahasiswa sesuai dengan output lulusan.
6. Peran IKA BPI-BKI harus diberdayakan sebaik mungkin, karena alumni BPI dan BKI UIN Suska Riau sudah tersebar di penjuru Indonesia, bahkan di luar negeri, dengan bidang pengkaryaan dan pekerjaan yang beragam.
Disinilah perlu kolaborasi antara prodi dan alumni, dimana prodi sebagai pengarah dan pembina, serta IKA BPI-BKI menjadi eksekutor, bagaimana potensi alumni yang sudah tersebar ini bisa diberdayakan untuk kemajuan prodi.
Jangan kelak kedepannya alumni yang sudah berkarya dan bekerja di bidang strategis, justru disia-siakan potensinya. Jika IKA BPI-BKI mampu diberdayakan secara holistik dan berkelanjutan, insyaallah sinergitas alumni dan prodi menjadi kekuatan besar menggapai cita-cita besar BKI UIN Suska Riau.
Demikianlah surat ini ditulis sebagai rasa cinta yang mendalam kepada rumah kebanggaan, program studi Bimbingan Konseling Islam UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Karena selayaknya peringatan hari jadi bukan menjadi kegiatan tanpa makna, tetapi menjadi renungan apa yang sudah dilalui di waktu yang lalu sekaligus merancang langkah besar untuk menggapai impian besar bersama.
SELAMAT MILAD KE 24 TAHUN PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
Teruslah berkontribusi tanpa tapi, berdedikasi tiada henti.
Semarang, 13 Maret 2022
Wahyu Restiafandi, S.Sos Alumni BKI UIN Suska Riau