KABARLAH.COM, Pekanbaru – Pada periode masa pengabdian Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) yakni 40 hari dari tangal 10 Juli hingga 20 Agustus 2021, mahasiswa Kukerta Balik Kampung Desa Pembatang melakukan berbagai program terutama bidang pendidikan.
Desa Pembatang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pangean, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.
Desa Pembatang ini terkenal akan tradisi Silat Pangian yang diselenggarakan setiap tahunnya di Laman Silat Datuak Baromban Bosi, desa ini juga terkenal akan hasil beras yang menjadi sektor utama potensi penghasilan desa.
Corona virus Disease 2019 (Covid-19) menyebabkan berubahnya segala kegiatan demi percepatan penanganan masa pandemi dalam bentuk di keluarkannya kebijakan pemerintah terutama dalam bidang pendidikan.
Proses belajar mengajar dilakukan secara daring, hal ini tentu saja sangat berpengaruh pada tingkat pengetahuan anak-anak.
Menurut Rafli (14) Selaku murid Sekolah di Desa Pembatang “Sekolah sejak Covid go hanyo jopuik tugas tu krojon minggu dopannyo antar tugas nyo, jadi ndak paham bonar pelajarannyo”.
Pembelajaran yang diterapkan selama pandemi melalui sistem daring hanya sebatas pemberian tugas kemudian dikerjakan dan dikumpulkan meskipun informasi dari masyarakat bahwa di Desa Pembatang belum dtemukan kasus Positif Corona.
Hal ini juga sama terjadi di daerah lainnya. Sehingga tingkat pengetahuan anak-anak juga terbatas. Anak-anak juga tidak bisa memanfaatkan Gadget secara baik untuk pembelajaran dan tidak semua anak-anak memilikinya.
Ibu Tiwi selaku Waka Kurikulum Mts HI Pembatang menyampaikan dalam wawancara tim Kukerta bahwa anak-anak di Desa Pembatang banyak anak-anak yang tidak memiliki HP.
Meskipun ada tetapi tidak bisa menggunakannya secara baik seperti digunakan untuk main game dan aktivitas media sosial seperti Tiktok, Instagram, Facebook dan sebagainya tanpa ada edukasi penggunaannya.
Adanya keadaan tersebut di Desa Pembatang memunculkan inspirasi tim Kukerta untuk melakukan belajar bersama anak-anak di Desa Pembatang.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan seperti program Mengaji Bersama dengan penanggungjawab Wisnu dengan fokusnya adalah Makhorijul Huruf dilakukan setiap hari setelah sholat magrib.
Program Kelas Belajar dengan penanggungjawab Mira dengan matapelajaran Bahasa (Indonesia, Inggris dan Arab), Matematika, IPA, IPS, dan Kelas Belajar Membaca dilakukan pada 5 hari setiap pekannya kecuali hari Jum’at dan Minggu pada Pukul 20.30-21.30 WIB.
Program sosialisasi Penggunaan Aplikasi Belajar dan Etika Bermedia Sosial dengan Penanggungjawab Ainun dilakukan sebanyak 2 pertemuan pada 7 dan 14 Agustus.
Menurut Rifqi selaku ketua tim Kukerta “kami selaku mahasiswa juga belajar kembali dengan meminjam buku guru kemudian kami sesuaikan
dengan apa yang kami ajarkan kepada anak-anak sesuai dengan tingkatan anak-anak tersebut.
Agar tepat sasaran yang disampaikan seseuai kurikulum yang ada disekolah yang di poles menjadi pembelajaran yang mudah dimengerti anak-anak”.
Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan ini bahkan berdasarkan laporan Mira anak-anak ada yang tidak mau pulang ketika jam Kelas Belajar telah habis karena masih ingin belajar.
Harapannya dengan adanya kegiatan tersebut bisa mengobati kerinduan anak-anak belajar secara langsung, dan kedepannya bisa belajar secara normal.
Discussion about this post