KABARLAH.COM – Sejak beberapa hari yang lalu, banyak usulan dari sejumlah kalangan mulai dari ahli dan politisi mendesak untuk diberlakukannya PSBB atau Lockdown diterapkan oleh pemerintah untuk menurunkan kasus Covid-19.
Hal ini diusulkan bukan tanpa alasan, karena meningkatnya penambahan pasien Covid-19 dan kondisi ini sangat mengkhawatirkan.
Banyak pasien yang tidak mendapatkan tempat di rumah sakit karena ketersediaan tempat tidak berimbang dengan jumlah pasien yang terpapar, sehingga menyebabkan tidak sedikit pasien yang sementara terpaksa harus dirawat di rumah masing-masing.
Padahal kalau boleh dibilang mereka juga punya uang, untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit. Tapi apa mau dikata, hampir semua rumah sakit full terisi akibat merebaknya Covid-19 ini.
Akhirnya setelah melalui beberapa pertimbangan dan masukan dari beberapa ahli di pemerintahan, maka pemerintah memutuskan tidak melakukan PSBB atau lockdown, tetapi menerapkan PPKM darurat di beberapa kota di Jawa – Bali mulai tanggal 3-20 Juli 2021.
Lalu pemerintah mengganti istilah PPKM darurat dengan PPKM Level 4, bahkan penerapannya diperluas diberlakukan di luar Jawa – Bali dari 26 Juli – 2 Agustus 2021.
Baru-baru ini, pemerintah kembali melanjutkan penerapan. PPKM Level 4 dari tanggal 3 sampai dengan 9 Agustus 2021.
Keputusan PPKM Level 4 ini diambil pemerintah dengan alasan, dianggap sebagai pilihan terbaik saat ini.
Hal ini dinilai mampu mengendalikan laju penularan Covid-19 tanpa mematikan ekonomi rakyat. Opsi ini dipilih karena dianggap pemerintah, biayanya lebih rendah dibanding kalau menerapkan PSBB.
Mau bagaimanapun, hal ini juga harus kita support, supaya laju penularan Covid-19 bisa diturunkan. Janganlah kita abai dan menganggap remeh akan hal ini, sudah banyak bukti akibat Covid-19 ini.
Tidak sedikit keluarga, saudara, teman, tetangga yang menjadi korbannya. Abaikan ego kita dengan tidak berkerumun dan melakukan hal-hal yang beresiko demi kepentingan bersama.
Boleh jadi kita merasa sehat dan kuat terhadap virus Covid-19, tapi ingat bro di rumah ada keluarga kita. Ada orang tua, ada anak kita, ada kakek-nenek yang sangat rentan tertular, yang bisa saja tertulari oleh karena kecerobohan kita.
Ingat kita bukan Superman yang bisa melawan semua hal. Tapi kita hanya manusia biasa yang lemah. Covid-19 bukan suatu hal yang harus ditakuti tapi tidak boleh kita remehkan, harus kita cegah dan waspadai.
Karena efek dari pandemi ini akhirnya berimbas juga pada banyak sektor. Lihat sudah berapa banyak sektor terpuruk? Mulai sektor transportasi, manufaktur, pariwisata, ekonomi yang didalamnya ada industri mall dan ritel, sosial dan pangan termasuk industri restoran.
Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, banyak orang yang terganggu kesehatannya akibat pandemi ini. Kita berharap hal ini bisa segera teratasi, walaupun di satu sisi kita diuntungkan dengan adanya pandemi ini.
Sektor kesehatan dan online, termasuk kita di dalamnya justru merasakan hal berbeda dibanding pada umumnya.
Seperti yang disampaikan oleh mitra BP justru mengalami peningkatan dari sisi penjualan. Kondisi seperti ini bisa menjadi solusi bagi banyak orang yang terdampak.
Solusinya gencarkan promosi, selalu menawarkan produk yang dijual dan jangan lupa berdoa. Ingat semuanya pasti ada jalan.
PPKM darurat bukan berarti kiamat, tetap berjuang dengan bersyiar menebar kebaikan pada semua orang, berdo’a, tawakal dan sabar dalam menjalaninya.