KABARLAH.COM, Pekanbaru – Dinas Perkebunan Provinsi Riau mengumumkan harga-harga komoditi perkebunan di berbagai daerah di Provinsi Riau untuk periode minggu ini, Rabu (5/702023).
“Pekan ini terdapat fluktuasi harga yang cukup signifikan pada beberapa produk komoditi,” kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Zulfadli. Dikutip dari Mediacenter Riau.
Ia menjelaskan bahwa untuk kelapa butiran, harga di Kabupaten Kuansing, Kampar, Kepulauan Meranti, dan Kabupaten Inhil pada minggu ini mencapai Rp. 3.000,- per kilogram. Terjadi kenaikan sebesar Rp. 25,- dibandingkan dengan harga minggu sebelumnya.
Sementara itu, harga kopra mutu kering (100%) di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti telah mencapai Rp. 5.175,- per kilogram pada minggu ini. Harga tersebut naik sebesar Rp. 75,- dari harga minggu sebelumnya.
Namun, untuk tepung sagu basah, terjadi penurunan harga sebesar Rp. 75,- per kilogram di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti. Harga saat ini mencapai Rp. 2.350,- per kilogram.
Selain itu, harga pinang kering (100%) di Kabupaten Kampar, Siak, Kuantan Singingi, Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti, dan Kabupaten Bengkalis juga mengalami kenaikan.
“Pada minggu ini, harga pinang kering mencapai Rp. 6.390,- per kilogram, naik sebesar Rp. 10,- dari harga minggu sebelumnya,” jelasnya.
Zulfadli menjelaskan bahwa fluktuasi harga komoditi perkebunan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pasokan dan permintaan, musim panen, serta faktor-faktor lain yang memengaruhi industri perkebunan.
“Para petani dan pedagang di Provinsi Riau diharapkan untuk memperhatikan perubahan harga ini dalam menjalankan kegiatan usaha mereka,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah daerah juga diharapkan dapat melakukan pemantauan yang lebih intensif untuk memastikan stabilitas harga dan keberlanjutan sektor perkebunan.
“Dengan adanya fluktuasi harga ini, diharapkan para pelaku usaha perkebunan di Provinsi Riau dapat terus beradaptasi dan mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi perubahan harga yang terjadi,” tukasnya.
Discussion about this post