KABARLAH.COM, Pekanbaru – Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, sejak Januari hingga pertengahan Juni 2023, sudah ada 481,50 hektare lahan yang terbakar akibat Karhutla.
Sedangkan, jumlah titik panas atau hotspot yang terdeteksi mencapai 708 titik, dan 172 di antaranya sudah mengalami kebakaran.
Kepala BPBD Riau, Edy Afrizal mengungkapkan, musim kemarau di Riau akan terjadi dua kali dalam tahun ini. Pertama pada Februari dan pertengahan Maret. Kedua pada April hingga Oktober. Puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada Juli dan Agustus.
“Awal tahun ini, daerah pesisir Riau banyak terbakar, mulai dari Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis Pulau Rupat, Siak, Pelalawan dan Inhil. Namun, belakangan ini, karena curah hujan sudah berkurang, daerah perbukitan juga mulai banyak terjadi Karhutla, seperti di Indragiri Hulu, Kuantan Singingi, dan Rokan Hulu,” ujarnya dilansir dari Cakaplah.com.
Edy mengatakan, pihaknya bersama tim gabungan telah menetapkan status siaga darurat Karhutla dan terus berupaya memadamkan api dengan berkoordinasi dengan pihak terkait. Selain itu, pihaknya juga melakukan upaya pencegahan dan mitigasi agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara dibakar.
“Kita harap masyarakat bisa lebih sadar dan peduli dengan lingkungan. Jangan sampai Karhutla semakin meluas dan merusak ekosistem kita,” tutur Edy.
Discussion about this post