KABARLAH.COM, Jakarta – Acara peringatan 100 tahun Soeharto digelar di Masjid At-Tin, Jakarta Timur, pada Selasa, 8 Juni 2021.
Dalam sambutan keluarga, anak pertama Soeharto Siti Hardijanti Rukmana alias Tutut, membahas upaya ayahnya dalam membangun Indonesia selama 32 tahun menjabat.
Pada awal Soeharto menjabat pada 1966, Tutut mengatakan tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 60 persen. Namun ia mengklaim Orde Baru mampu membangun ekonomi Indonesia tumbuh konstan di atas rata-rata 7persen per tahun.
“Alhamdulillah kemiskinan berhasil ditekan sebesar 11 persen pada 1997. Penghargaan demi penghargaan dunia diterima Indonesia. Di antaranya 1985 Indonesia mendapatkan penghargaan dari FAO karena dinilai berhasil menciptakan swasembada beras,” kata Tutut dalam sambutannya mewakili pihak keluarga.
Tutut mengatakan ayahnya kemudian menerapkan pembangunan berencana dan berkelanjutan yang diterapkan, dengan mengacu mandat MPR yaitu GBHN melalui Pelita dan Repelita.
Program ini ia sebut telah membawa bangsa ini beranjak dari negara miskin menjadi negara berkembang.
“Bahkan pada akhir Orde Baru bangsa ini telah berada pada fase sebagai new industrial country atau negara industri baru di Asia. Ada juga yang menyebut kan sebagai Macan Asia. Capaian itu tak bisa dipungkiri, suka atau tak suka tentunya jadi pijakan bagi pembangunan hingga saat ini,” kata Tutut.
Peringatan 100 tahun Soeharto ini menghadirkan hampir seluruh anak-anak Soeharto.
Hanya Sigit Harjojudanto dan Siti Hutami Endang Hadiningsih alias Mamiek yang nampak tak hadir langsung karena berada di luar kota. Mereka mengikuti acara secara virtual.
Nampak pula mantan suami Siti Hediati Heriyadi alias Titiek Soeharto, yakni Prabowo Subianto di acara itu. Menteri Pertahanan itu nampak langsung pulang usai pembacaan Surat Yassin.
Sejumlah tokoh pun nampak hadir. Mulai dari Ketua MPR Bambang Soesatyo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Politikus Partai Golkar Akbar Tandjung, hingga ulama Din Syamsudin.
Discussion about this post