KABARLAH.COM, India – Juru bicara WHO Tarik Jasarevic memperingatkan agar tidak menyalahkan mutasi virus sebagai satu-satunya penyebab tsunami COVID-19 yang melanda India dalam beberapa pekan terakhir, yang mendorong sistem kesehatan di negara itu ke ambang kehancuran.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan gelombang kedua tsunami COVID-19 di India menyebabkan ‘badai sempurna’ yang disebabkan oleh pertemuan massal, vaksinasi yang rendah, dan varian yang disebut lebih menular.
“Sejauh mana perubahan virus ini bertanggung jawab atas peningkatan pesat kasus di negara itu masih belum jelas, karena ada faktor lain seperti pertemuan besar baru-baru ini yang mungkin telah berkontribusi pada peningkatan itu,” kata Jasarevic.
Ia juga menyampaikan, ada tekanan yang tidak perlu diberikan pada sistem perawatan kesehatan di India, yaitu oleh orang-orang yang pergi ke rumah sakit dalam keadaan panik, padahal mereka bisa pulih dari COVID-19 jika di rumah.
Jasarevic menekankan bahwa hanya sekitar 15 persen pasien COVID-19 di India yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
“Saat ini, sebagian masalahnya adalah banyak orang yang bergegas ke rumah sakit padahal pemantauan perawatan berbasis di rumah dapat dikelola dengan sangat aman,” tambahnya dikutip dari Aljazeera.
Situasi ‘menghancurkan’
Seorang dokter di ibu kota India, New Delhi, mengatakan situasi di rumah sakit India “sangat menghancurkan”, dengan ventilator dan tempat tidur ICU terisi penuh.
“Tidak ada tempat tidur di bangsal, ruang gawat darurat kami penuh dengan pasien, mereka tidak punya tempat tujuan,{ kata Sumit Ray kepada Al Jazeera.
“Para dokter dan perawat muda kami benar-benar trauma. Mereka bekerja sangat keras tetapi mereka hancur secara emosional,” tambahnya.
Pemerintah India telah meminta angkatan bersenjatanya untuk membantu mengatasi situasi tersebut, yang digambarkan oleh banyak orang sebagai krisis perawatan kesehatan terburuk dalam sejarah India modern.